UMA MAKLIBUR ASRAMA D'NUMB

RUMAH SEDERHANA UNTUK ANAK-ANAK ASRAMA D'NUMB
(Coretan usang dari jalan setapak, Sang Foundator)

Inilah rumah kita, bukan rumah ideal yang kita idamkan, tapi telah menjadi saksi atas setiap hlaan napas, sedih sepi derita air mata, atau kesenangan kebahagiaan dan ketenangan.

Inilah rumah sederhana, tapi kita telah membangunnya di atas cinta dan kasih sayang, juga menghiasinya dengan dengus ketidakpuasan, kekecewaan dan kecemburuan, dan kemarahan.

Inilah tempat tinggal kita, tempat selesa istirahat selepas penat mengejar impian, tempat kita simpan beban berat ribuan persoalan, tempat aman untuk sekadar menarik napas lega, tempat paling tersembunyi untuk lari dari rasa sakit, kejaran tugas, ribuan himpitan kesulitan.

Ini rumah kita. Istana khayalan yang kelak kita wariskan. Tempat terindah dalam angan-angan. Kita tak menghiasinya dengan bunga-bunga, juga tidak dengan semarak gemerlap cahaya, pesta pora dan foya-foya, tapi dengan kebahagiaan sederhana tawa ceria canda buah cinta kita.

Dari rumah ini banyak kisah kita awali, tawa atau tumpahan air mata bersama. Banyak kesulitan yang berhasil kita kalahkan, banyak kesedihan berhasil dihapuskan, dan dengan gemilang setiap duka kita hempaskan.

Di rumah ini, kita lalui perputaran angin musim cinta, yang panas menggebu, berkobar gairah gelora penuh napsu, yang diam sarat makna, atau yang dingin sejuk lembut, hingga cinta yang teduh penuh khusyu.
Rumah ini bukan rumah yang memuaskan kita, namun kita tak pernah merasa menyesal dan kecewa memilikinya. Ingatlah di rumah inilah menyatukan dua hati dan melahirkan tanda cinta. Lalu tahun-tahun penuh bunga bersama  tiga permata.

Rumah ini bukanlah rumah abadi, ada masa kita harus bergegas pergi, mengakhiri keterpesonaan pada kepalsuan, melambaikan tangan pada semua kesementaraan, dan menyesali semua kelalaian.

POTRET LINGKUNGAN ASRAMA D'NUMB










Baca Juga

>

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Share This Article Now!!!