MOTIF KAIN ADAT MALAKA[1]
Anak-anak gadis Malaka (Feto Kfalus Rai Malaka) sedang menggunakan tais adat Rai Malaka (Tais Feto, motif Marobo) |
Awalnya, kerajinan tenun lebih merupakan produksi sambilan terutama di musim kemarau khususnya oleh kaum wanita demi kebutuhan adat dan diperjualbelikan di kalangan sendiri. Baru sekitar tahun 1965-1967 kelesuan ekonomi yang melanda Indonesia berdampak ke berbagai wilayah termasuk NTT sehingga masyarakat mulai kembali pada usaha penanaman kapas yang ditanam bersama-sama dengan jagung Hal ini kemudian mendorong produksi tenun lebih dikomersilkan. Dengan demikian, tenunan asli kawasan ini memang merupakan tenunan benang kapas alam.
Seni dan kerajinan tangan Malaka yang terkenal adalah Kain
Tenun dan Ayaman. Masing-masing mempunyai corak dan motif tersendiri. Kain
Tenun atau Tais sebelum ditenun dibuatkan motif dengan beberapa teknik yakni :
Futus,Fafoit, dan Sui. Gambar disamping adalah Futus.
Teknik pembuatan motif ini,sebelum menenun mereka terlebih
dahulu memberikan motif dengan cara mengikat benang-benang kemudian mewarnai
bagian yang tidak diikat.setelah itu baru ditenun.
Kain adat ini dibuat dengan teknik Sui atau Sulam. Kain adat
seperti ini setelah ditenun kemudian diberi motif dengan menyulam pada
bagian-bagian yang polos agar motif yang dinginkan bisa Nampak jelas.
Kain adat ini dibuat dengan teknik Fafoit. Untuk mendapatkan
motif yang dinginkan pengrajin hanyalah mengandalkan Imajinasi dan kretifitas
dengan permainan lidi-lidi yang dipasang pada alat tenun.
Sama seperti di daerah lain,motif kain tenun Belu umumnya
kecil dan abstrak. Pada kain tenun laki-laki motifnya lebih banyak berupa garis
fertikal atau tegak lurus yang melambangkan tanggung jawab seorang laki-laki
terhadap kelangsungan hidup keluarga.
Motif Kain Adat Pria (Tais Mane) |
Selain itu seorang laki-laki bertanggung jawab untuk
menghubungkan keluarganya dengan sang pencipta. Sedangkan kain perempuan motif
kecil-kecil dan bergaris melingkar yang melambangkan seorang perempuan selalu
berada dalam kuasa dan perlindungan seorang laki-laki.
Tenunan yang dikerjakan oleh wanita Malaka termasuk jenis
tenunan ikat, tenunan lotis/sotis dan buna. Tenunan Belu terdiri dari dua
bagian besar yaitu : Tais Futus (tenun ikat bersulam) dan Tais Soru (kain
Tenunan).
Sejak dahulu ada perbedaan motif untuk pakaian sehari-hari dan pakaian pesta antara pria dan wanita. Pakaian sehari-hari untuk pria adalah kain tenun putih polos atau bergaris hitam putih tanpa rumbagi. Sedangkan untuk wanita memakai kain tenun berwarna hitam. Pakaian pesta bagi bangsawan adalah tenun ikat Tais lalawar dan untuk orang kebanyakan Tais Lolo Metan
Sejak dahulu ada perbedaan motif untuk pakaian sehari-hari dan pakaian pesta antara pria dan wanita. Pakaian sehari-hari untuk pria adalah kain tenun putih polos atau bergaris hitam putih tanpa rumbagi. Sedangkan untuk wanita memakai kain tenun berwarna hitam. Pakaian pesta bagi bangsawan adalah tenun ikat Tais lalawar dan untuk orang kebanyakan Tais Lolo Metan
RAGAM MOTIF TENUNAN MALAKA TERBAGI ATAS dua bagian Yaitu :
-
Motif kaum bangsawan
-
Motif orang kebanyakan
Dilihat dari jenis tenun, maka tenunan Malaka dikenal
- a
Tais surolos (tenunan
biasa putih polos) dan Tais nee latek (tenun hitam putih)
- b
Tais futus (tenun ikat)
- c
Tais foit (tenun
cungkil)yang dibagi atas :
Ø Tais foit dadonan mesak (cungkil satu lidi)
Ø Tais fot Oa tonan rua (cungkil dua gigi)
Ø Tais foit Amarasi,dengan motif isin (mata tombak),toke,karau
dikur (tanduk kerbau)
Ø Tais marobo, dengan motif sasuit (sisir) san asu mean (gigi
anjing)
Yang dimaksud dengan futus adalah tenunan yang mulanya dari ikatan (merakit gambar melalui ikatn pada benang maupun cungkilan) dan hasilnya dalam nentuk selendang. Selendang tais adalah tenunan (yang bisa juga digabung dengan hasil futus sehingga menjadi tenun ikat), atau langsung memnenun benang polos menjadi sarung.
Yang dimaksud dengan futus adalah tenunan yang mulanya dari ikatan (merakit gambar melalui ikatn pada benang maupun cungkilan) dan hasilnya dalam nentuk selendang. Selendang tais adalah tenunan (yang bisa juga digabung dengan hasil futus sehingga menjadi tenun ikat), atau langsung memnenun benang polos menjadi sarung.
KELENGKAPAN/PERHIASAN PAKAIAN ADAT
Untuk wanita memakai sarung,selendang,giwang atau
anting-anting dari emas atau perak, gelang tangan dari perak, manik-manik dari
mika atau perunggu,tusuk konde dari emas atau perak, giring-giring dari
perunggu,mata uang emas atau perak dan tempat sirih yang selalu dibawa.
Kelengkapan pakaian adat yang digunakan perempuan Malaka |
Kelangkapan pakaian adat Malaka yang digunakan seorang laki-laki |
Untuk laki-laki memakai selimut,selempang,ikat kepala atau
destar, ikat pinggang dari kulit, pedang,gelang tangan dari perak dan tempat
sirih yang dilengkapi rantai gantungan dari emas atau perak.
Arti dan fungsi kelengkapan adat tersebut umumnya sama dengan
daerah lain.
Cuplikan Foto Tais Feto dan Tais Mane
[1]
Kabupaten Malaka adalah salah
satu kabupaten di provinsi Nusa
Tenggara Timur, Indonesia. Ibu kotanya berada di Betun. Malaka merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Belu yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14
Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB).
Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. Lihat https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Malaka
Baca Juga
>
Tags:
MENGENAL BUDAYA