Pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, dalam rangka mencapai tujuan ini para pakar pendidikan telah berusaha merumuskan, mempelajari, memperbaiki sistem pembelajaran, salah satu diantaranya menyusun langkah-langkah untuk menciptakan pembelajaran yang efektif.
Pengertian Pembelajaran Efektif
Pembelajaran
yang efektif ini merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan
proses pembelajaran. Hal ini harus menjadi perhatian dosen dan guru dalam
rangka meningkatkan mutu pembelajaran, maka dalam tulisan ini akan menguraikan
indikator-indikator yang harus dilaksanakan dalam menciptakan pembelajaran yang
efektif.
Pembelajaran
merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pembelajaran
terdiri dari dua kata:1 a. Belajar menunjukkan apa yang dilakukan seseorang
sebagai subjek yang menerima pelajaran. b. Mengajar menunjukkan apa yang harus
dilakukan oleh pengajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan.
Ini
berarti berhasil atau kurang berhasilnya suatu pencapaian tujuan pendidikan
sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika siswa
berada dilingkungan sekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarga sendiri.2
Belajar adalah membawa perubahan (dalam arti Behavior changers, aktual maupun
potensial).3 Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah) belajar adalah
kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta
sebanyakbanyaknya, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut banyaknya materi
yang dikuasai siswa.
Secara
institusional (ditinjau kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses
pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari,
dimana semakin bagus mutu pengajaran seorang guru maka semakin baik pula hasil
belajar siswa. Secara kuantitatif (tinjauan mutu) proses memperoleh arti
pahaman serta cara penafsiran dunia disekeliling siswa.
Belajar
dalam hal ini difokuskan pada tercapainya daya fikir dan tindakan yang
berkualitas untuk memecahkan masalahmasalah yang kini dan nanti akan dihadapi
siswa.4 Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan
pelatihan, dimana kegiatan pembelajaran adalah perubahan tingkah laku, baik
yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap dan segenap aspek pribadi.
5
Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar, meniru dan
sebagainya.6 Pembelajaran berasal dari kata “ajar”, yang artinya petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui.
Dari
kata “ajar” ini lahirlah kata kerja “belajar” yang berarti berlatih atau
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu dan kata “pembelajaran” berasal dari
kata “belajar” yang mendapat awalan “pem” dan akhiran “an” yang merupakan
konflik nominal (bertalian dengan prefiks verbal meng-) yang mempunyai arti
proses.7 Pembelajaran secara umum merupakan proses perubahan yakni perubahan
dalam perilaku sebagai hasil interaksi seseorang dengan lingkungannya.
Secara
lengkap pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan individu untuk
sebuah perubahan baru secara keseluruhan sebagai pengalaman diri sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Ada pengertian lain mengenai pembelajaran
diantaranya pembelajaran dan latihan. Keduanya memiliki keterkaitan yang erat
meskipun tidak identik. Keduanya menjadikan perubahan perilaku aspek perilaku
yang berubah karena latihan, adalah perubahan dalam bentuk skill atau
keterampilan.
Pembelajaran
akan lebih berhasil ketika disertai dengan latihan.8 Pembelajaran menurut
Sudjana, merupakan setiap upaya yang dilakukan oleh pendidik dan memberikan
dampak bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Nasution
mendefenisikan pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga
terjadi proses belajar.
Lingkungan
dalam hal ini meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan
sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar anak.9 Pembelajaran sendiri
sangat erat kaitannya dengan belajar. Dimana kata pembelajaran merupakan dari
terjemahan dari kata-kata instruction.
Istilah
ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-Nalistik, yang
menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.10 Sehubungan dengan istilah
pembelajaran prinsip utama dalam proses pembelajaan adalah proses keterlibatan
seluruh atau sebagian besar potensi diri siswa (fisik dan nonfisik) dan
kebermaknaannya bagi diri dari kehidupannya saat ini dan dimasa yang akan
dating (life skill). 11 Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja,
bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang
relatif menetap pada diri orang lain.
Usaha
ini dapat dilakukan oleh seseorang atau sesuatu tim yang memiliki kemampuan dan
kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber berlajar yang
diperlukan.12 Pembelajaran yang efektif adalah yang menghasilkan belajar yang
bermanfaat dan bertujuan kepada para mahasiswa melalui pemakaian prosedur yang
tepat. Defenisi ini mengandung dua indikator yang penting, yaitu terjadinya
belajar pada mahasiswa dan apa yang dilakukan dosen. Oleh sebab itu, prosedur
pembelajaran yang dipakai oleh dosen dan bukti mahasiswa belajar akan dijadikan
fokus dalam usaha pembinaan efektivitas pembelajaran.
Komponen-komponen Pembelajaran
Secara
rinci komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut
Tujuan,
merupakan
komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa kemana
siswa? Apa yang harus dimiliki oleh siswa? Itu semua tergantung pada proses
pembelajaran. Secara umum tujuan belajar itu ada tiga jenis.15
1)
Untuk mendapatkan pengetahuan
2)
Penanaman konsep dalam keterampilan
3)
Pembentukan sikap
Isi atau meteri pelajaran,
merupakan
komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Materi pelajaran merupakan inti dalam
proses pembelajaran. Dalam komponen ini maka penguasaan materi pelajaran oleh
guru mutlak diperlakukan. Guru perlu memahami betul isi materi pelajaran yang
akan disampaikan, sebab peran dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar.
Materi pelajaran tersebut biasanya tergambarkan dalam buku teks, sehingga
sering terjadi proses pembelajaran adalah menyampaikan materi yang ada dalam
buku.
Strategi atau metode
adalah
komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan
pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan
jelasnya komponen lain, tanpa dapat di implementasikan melalui strategi yang
tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses
pencapaian tujuan.
Alat dan sumber,
meskipun
sebagai alat bantu, akan tetapi memiliki peran yang tidak kalah pentingnya.
Dalam kemajuan teknologi seperti sekarang ini kemungkinan siswa dapat belajar
dari mana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan hasil-hasil teknologi. Maka,
peran dan tugasguru bergeser dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran
sebagai pengelola sumber belajar.
Evaluasi
merupakan
komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi bukan saja
berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi
juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan
pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan
berbagai komponen sistem pembelajaran.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pembelajaran
Dalam
pembelajaran ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan sistem
pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:16
Faktor
Guru
Guru
adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi
pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idenya suatu strategi itu
tidak mungkin bisa diaplikasikan. Guru dalam proses pembelajaran memegang peran
penting. Tetapi dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai
model atau teladan bagi siswa yang diajarnya. Peran guru sebagai mediator
(penghubung/perantara) antara pengetahuan dan keterampilan dengan siswa yang
membutuhkannya, sangat berpengaruh pada hasil pembelajaran. Karakteristik guru
yang erat kaitannya dengan pembelajaran mencakup:17
1)
Karakteristik intelektual guru yang meliputi: potential ability (kapasitas
ranah cipta bawaan) dan actual ability (kemampuan ranah cipta yang nyata).
2)
Kecakapan ranah karsa guru, seperti: tingkat kepasihan berbicara, tingkat
kecermatan menulis dan menerangkan keterampilanketerampilan lainnya.
3)
Karakteristik ranah rasa guru yang meliputi: tingkat minat, keadaan emosi dan
sikap terhadap siswa dan mata pelajaran sendiri, dan sebagainya.
4)
Usia guru yang berhubungan dengan bidang tugas yang diemban, misalnya:
pengajaran yang berorientasi pada penanaman budi pekerti akan lebih cocok bila
dilakukan oleh guru yang berusia relatif lebih tua dari guru-guru lainnya.
5)
Jenis kelamin guru yang berhubungan dengan bidang tugas yang diemban,
umpamanya: pengajaran bahasa dan kesenian akan lebih pas jika dilakukan oleh
wanita, walaupun sebenarnya tidak mutlak.
6)
Kelas sosial guru yang berhubungan dengan minat dan sikap guru terutama
terhadap profesinya. Guru yang berasal dari strata sosial menegah kebawah
relative lebih positif dan bangga menjadi guru dibandingkan dengan guru yang
berasal dari strata sosial yang tinggi.
Faktor
siswa
Siswa
adalah organisme unik yang berkembang sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi
tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu
sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak
sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
Faktor
sarana dan prasarana
Sarana
adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses
pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan
sekolah dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang
secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran,
misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain
sebagainya.
Faktor
lingkungan
Dilihat
dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1)
Faktor organisasi kelas yang didalam meliputi jumlah siswa dalam satu kelas
merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran.
2)
Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran
adalah faktor iklim sosial-psikologis. Maksudnya, keharmonisan hubungan antara
orang yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Indikator Pembelajaran yang Efektif
Keefektipan
pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian sibelajar. Ada empat
aspek yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektipan pembelajaran yaitu:
1) Kecermatan penguasaan prilaku yang dipelajari atau
sering disebut dengan tingkat kesalahan
- 2) Kecepatan untuk kerja
- 3) Tingkat alih belajar
- 4) Tingkat retensi dari apa yang dipelajari.
Yusuf
Hadi Miarso mengutip pendapat wotruba and wright, bahwa berdasarkan
pengkajiannya atas sejumlah penelitian, mengidentifikasikan tujuh indikator
yang menunjukkan pembelajaran yang efektif. Indikator itu adalah:
- 1. Pengorganisasian kuliah dengan baik
- 2. Komunikasi secara efektif
- 3. Penguasaan dan antusiasme dalam mata kuliah
- 4. Sikap positif terhadap mahasiswa
- 5. Pemberian ujian dan nilai yang adil
- 6. Keluwesan dalam pendekatan pengajaran, dan
- 7. Hasil belajar mahasiswa yang baik.
Ad.
I pengorganisasian kuliah dengan baik. Indikator pengorganisasian kuliah dengan
baik tercermin dalam:
- 1. Perumusan tujuan
- 2. Pemilihan bahan/topik kuliah
- 3. Kegiatan kelas
- 4. Penugasan
- 5. Penilaian
- 6. Kesiapan dosen untuk mengajar
- 7. Penugasan waktu kuliah dengan baik.
Pelaksanaan
kuliah dengan baik tentunya tidak dilakukan dengan banyak penyimpangan dari
Rencana yang telah ditetapkan semula. Pengorganisasian kuliah merupakan
wewenang dosen. Oleh karena itu yang dapat menilai apakah kuliah telah
diorganisasikan dengan baik adalah para sejawat dalam bidang studi yang
bersangkutan, ketua jurusan program studi, dan mahasiswa. Mahasiswa sering kali
mempunyai posisi yang terbaik dalam melakukan penilaian, karena mereka dapat
membandingkan secara langsung dosen yang satu dengan lainnya. Sedangkan sejawat
dan pimpinan mungkin hanya menilai berdasarkan data sekunder.
Mahasiswa
di dalam suatu kelas dapat menilai dengan cukup tepat: (
1)
apakah dosen menyajikan bahan di dalam secara teratur;
(2)
apakah dosen telah mempersiapkan diri untuk kelasnya;
(3)
apakah dosen menjelaskan apakah yang perlu dipelajari; dan
(4)
apakah kuliah itu memungkinkan untuk dapat diikuti dengan baik.
Pengorganisasian
Kuliah Dengan Baik
termasuk
kemampuan mengelola pembelajaran. Dalam mengelola pembelajaran ada tiga hal
yang penting dilaksanakan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang penting diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran,
ada
tiga jenis trategi yaitu:
1) Strategi pengorganisasian pembelajaran
2) Strategi penyampaian
3) Strategi pengelolaan.
Berkaitan
dengan pengorganisasian pembelajaran,
Hamzah
B. Uno membagi tiga (3) strategi, yaitu:
1.
Organizational Strategy adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang studi
yang telah dipilih untuk pembelajaran. “mengorganisasi” mengacu pada suatu
tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan
lainnya yang setingkat dengan itu. Delivery strategy adalah metode untuk
menyampaikan pembelajaran kepada siswa dan/atau untuk menerima serta merespon
masukan yang berasal dari siswa.
Media
pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari strategi ini. Management
strategi adalah metode untuk menata interaksi antara sibelajar dan variabel
metode pembelajaran lainnya, variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian
isi pembelajaran. Strategi pengorganisasian , lebih lanjut dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Strategi mikro
mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar
pada satu konsep, atau prosedur, atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada
metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu
konsep, atau prosedur atau prinsip.
Karakteristik Pembelajaran Efektif
Pembelajaran
dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai
dengan indikator pencapaian. Untuk mengetahui bagaimana memperoleh hasil yang
efektif dalam proses pembelajaran, maka sangat penting untuk mengetahui
ciri-cirinya. Adapun Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan ciri:
- 1) Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif
secara mental ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan
berfikir kritis. Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran,
membuat peta dan lain-lain.
- 2) Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik
perhatian siswa dan kelas menjadi hidup,
- 3) Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas.
Semakin tinggi motivasi seorang guru akan mendorong siswa untuk giat dalam
belajar.
- 4) Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan
menciptakan lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa,
tenggang rasa, memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri,
menghargai pendapat orang lain.
- 5) Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan
kehidupan nyata.
- 6) Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan
kebebasan untuk mencari sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang
besar pada pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak
menggantungkan pada diri orang lain.
- 7) Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan
belajar yang muncul, mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial
sebagai perbaikan jika diperlukan.
Metode Pembelajaran Aktif
Konvensional
Ceramah (lectures) dan
bertanya (questions)
Metode
ceramah dan bertanya menjadi dasar dari semua metode pembelajaran lainnya.
Metode ceramah dan bertanya merupakan strategi dimana guru memberi presentasi
lisan dan peserta didik dituntut menanggapi atau mencatat penjelasan guru.
Supaya lebih hidup, metode ceramah dapat diselingi dengan tanya jawab.
Ceramah
digunakan untuk menjelaskan informasi dalam waktu singkat atau untuk mengawali
dan menjelaskan tugas belajar. Rosenshine dan Stevens (1986) menjelaskan
beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam penerapan metode ceramah yaitu:
(1) tujuan dan inti pelajaran dinyatakan secara jelas; (2) presentasi dilakukan
setahap demi setahap; (3) menggunakan prosedur khusus dan kongkrit; (3)
mengecek pemahaman siswa.
Questions digunakan
apabila guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman peserta didik
terhadap suatu masalah. Meskipun metode ini sederhana, tetapi ada beberapa
tipe-tipe pertanyaan yang perlu diketahui antara lain: pertanyaan terfokus (focusing
question) yaitu pertanyaan yang hanya digunakan untuk mengetahui perhatian atau
pemahaman peserta didik pada topik yang dipelajari. Prompting questions yaitu
pertanyaan yang menggunakan isyarat (hint) dan petunjuk (clues) sebagai
alat peserta didik dalam mengingat jawaban atau membantu peserta didik menjawab
pertanyaan dengan menyebutkan huruf atau kata awalnya.
Resitasi (recitation)
Resitasi
digunakan untuk mendiagnosis kemajuan belajar siswa. Resitasi menggunakan pola:
guru bertanya, peserta didik merespon dan guru memberi reaksi. Gage dan
Berliner (1998) mencatat bahwa secara umum resitasi digunakan dalam review,
pengantar materi baru, mengecek jawaban, praktek dan mengecek pemahaman peserta
didik terhadap materi pelajaran dan ide-idenya.
Praktik dan latihan (practice and
drills)
Praktik
dilakukan setelah materi dipelajari dan sebaiknya dilakukan di luar jam belajar
atau setelah guru melakukan demonstrasi. Drill digunakan ketika peserta didik
disuruh mengulang informasi pada topik-topik khusus sampai peserta didik dapat
menguasai topik yang diajarkan. Praktik dan latihan melibatkan pengulangan (repetition)
untuk membantu peserta didik memiliki pemahaman yang lebih baik dan mudah
mengingat kembali informasi yang sudah disampaikan pada saat diperlukan.
Metode-metode Pembelajaran
Kontekstual
Investigasi
(Investigation)
Metode
investigasi dapat dilaksanakan secara kelompok atau individu. Metode ini dilakukan
dengan cara melibatkan peserta didik dalam kegiatan investigasi
(penelitian/penyelidikan). Kegiatan peserta didik dimulai dari membuat
perencanaan, menentukan topik dan cara melakukan penyelidikan untuk
menyelesaikan topik. Layaknya sebuah penelitian, maka sebelum peserta didik
terjun untuk mengadakan investigasi maka diperlukan rancangan: (1) apa saja
yang akan diinvestigasi; (2) bagaimana cara melakukan investigasi; (3) alat apa
yang digunakan untuk menginvestigasi; (4) bagaimana cara melaporkan hasil
investigasi.