Cara Belajar Efektif Untuk Anak Asrama D"Numb Harekakae Kabupaten Malaka

Pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, dalam rangka mencapai tujuan ini para pakar pendidikan telah berusaha merumuskan, mempelajari, memperbaiki sistem pembelajaran, salah satu diantaranya menyusun langkah-langkah untuk menciptakan pembelajaran yang efektif.

Anak-anak Asrama D'Numb Harekakae yang bersekolah di SMP Negeri Tabene, Kabupaten Malaka sedang mengikuti Pelatihan Pengembangan Diri (Self Development) tentang "Cara Belajar Efektif" (Selasa, 16 November 2021)


Pengertian Pembelajaran Efektif

Pembelajaran yang efektif ini merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Hal ini harus menjadi perhatian dosen dan guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran, maka dalam tulisan ini akan menguraikan indikator-indikator yang harus dilaksanakan dalam menciptakan pembelajaran yang efektif.

Pembelajaran merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pembelajaran terdiri dari dua kata:1 a. Belajar menunjukkan apa yang dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran. b. Mengajar menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh pengajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Ini berarti berhasil atau kurang berhasilnya suatu pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika siswa berada dilingkungan sekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarga sendiri.2 Belajar adalah membawa perubahan (dalam arti Behavior changers, aktual maupun potensial).3 Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah) belajar adalah kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyakbanyaknya, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa.

Secara institusional (ditinjau kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari, dimana semakin bagus mutu pengajaran seorang guru maka semakin baik pula hasil belajar siswa. Secara kuantitatif (tinjauan mutu) proses memperoleh arti pahaman serta cara penafsiran dunia disekeliling siswa.

Belajar dalam hal ini difokuskan pada tercapainya daya fikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalahmasalah yang kini dan nanti akan dihadapi siswa.4 Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan pelatihan, dimana kegiatan pembelajaran adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap dan segenap aspek pribadi.

5 Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar, meniru dan sebagainya.6 Pembelajaran berasal dari kata “ajar”, yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui.

Dari kata “ajar” ini lahirlah kata kerja “belajar” yang berarti berlatih atau berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu dan kata “pembelajaran” berasal dari kata “belajar” yang mendapat awalan “pem” dan akhiran “an” yang merupakan konflik nominal (bertalian dengan prefiks verbal meng-) yang mempunyai arti proses.7 Pembelajaran secara umum merupakan proses perubahan yakni perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi seseorang dengan lingkungannya.

Secara lengkap pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan individu untuk sebuah perubahan baru secara keseluruhan sebagai pengalaman diri sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ada pengertian lain mengenai pembelajaran diantaranya pembelajaran dan latihan. Keduanya memiliki keterkaitan yang erat meskipun tidak identik. Keduanya menjadikan perubahan perilaku aspek perilaku yang berubah karena latihan, adalah perubahan dalam bentuk skill atau keterampilan.

Pembelajaran akan lebih berhasil ketika disertai dengan latihan.8 Pembelajaran menurut Sudjana, merupakan setiap upaya yang dilakukan oleh pendidik dan memberikan dampak bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Nasution mendefenisikan pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.

Lingkungan dalam hal ini meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar anak.9 Pembelajaran sendiri sangat erat kaitannya dengan belajar. Dimana kata pembelajaran merupakan dari terjemahan dari kata-kata instruction.

Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-Nalistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.10 Sehubungan dengan istilah pembelajaran prinsip utama dalam proses pembelajaan adalah proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi diri siswa (fisik dan nonfisik) dan kebermaknaannya bagi diri dari kehidupannya saat ini dan dimasa yang akan dating (life skill). 11 Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.

Usaha ini dapat dilakukan oleh seseorang atau sesuatu tim yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber berlajar yang diperlukan.12 Pembelajaran yang efektif adalah yang menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan kepada para mahasiswa melalui pemakaian prosedur yang tepat. Defenisi ini mengandung dua indikator yang penting, yaitu terjadinya belajar pada mahasiswa dan apa yang dilakukan dosen. Oleh sebab itu, prosedur pembelajaran yang dipakai oleh dosen dan bukti mahasiswa belajar akan dijadikan fokus dalam usaha pembinaan efektivitas pembelajaran.


Komponen-komponen Pembelajaran

Secara rinci komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut

Tujuan,

merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa? Apa yang harus dimiliki oleh siswa? Itu semua tergantung pada proses pembelajaran. Secara umum tujuan belajar itu ada tiga jenis.15

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

2) Penanaman konsep dalam keterampilan

3) Pembentukan sikap


Isi atau meteri pelajaran,

merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Dalam komponen ini maka penguasaan materi pelajaran oleh guru mutlak diperlakukan. Guru perlu memahami betul isi materi pelajaran yang akan disampaikan, sebab peran dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar. Materi pelajaran tersebut biasanya tergambarkan dalam buku teks, sehingga sering terjadi proses pembelajaran adalah menyampaikan materi yang ada dalam buku.


Strategi atau metode

adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat di implementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.


Alat dan sumber,

meskipun sebagai alat bantu, akan tetapi memiliki peran yang tidak kalah pentingnya. Dalam kemajuan teknologi seperti sekarang ini kemungkinan siswa dapat belajar dari mana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan hasil-hasil teknologi. Maka, peran dan tugasguru bergeser dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai pengelola sumber belajar.


Evaluasi

merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran


Dalam pembelajaran ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan sistem pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:16


Faktor Guru

Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idenya suatu strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Guru dalam proses pembelajaran memegang peran penting. Tetapi dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya. Peran guru sebagai mediator (penghubung/perantara) antara pengetahuan dan keterampilan dengan siswa yang membutuhkannya, sangat berpengaruh pada hasil pembelajaran. Karakteristik guru yang erat kaitannya dengan pembelajaran mencakup:17


1) Karakteristik intelektual guru yang meliputi: potential ability (kapasitas ranah cipta bawaan) dan actual ability (kemampuan ranah cipta yang nyata).


2) Kecakapan ranah karsa guru, seperti: tingkat kepasihan berbicara, tingkat kecermatan menulis dan menerangkan keterampilanketerampilan lainnya.


3) Karakteristik ranah rasa guru yang meliputi: tingkat minat, keadaan emosi dan sikap terhadap siswa dan mata pelajaran sendiri, dan sebagainya.


4) Usia guru yang berhubungan dengan bidang tugas yang diemban, misalnya: pengajaran yang berorientasi pada penanaman budi pekerti akan lebih cocok bila dilakukan oleh guru yang berusia relatif lebih tua dari guru-guru lainnya.


5) Jenis kelamin guru yang berhubungan dengan bidang tugas yang diemban, umpamanya: pengajaran bahasa dan kesenian akan lebih pas jika dilakukan oleh wanita, walaupun sebenarnya tidak mutlak.


6) Kelas sosial guru yang berhubungan dengan minat dan sikap guru terutama terhadap profesinya. Guru yang berasal dari strata sosial menegah kebawah relative lebih positif dan bangga menjadi guru dibandingkan dengan guru yang berasal dari strata sosial yang tinggi.


Faktor siswa

Siswa adalah organisme unik yang berkembang sesuai dengan tahapan perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.


Faktor sarana dan prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain sebagainya.


Faktor lingkungan

Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1) Faktor organisasi kelas yang didalam meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran.

2) Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran adalah faktor iklim sosial-psikologis. Maksudnya, keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran.


Indikator Pembelajaran yang Efektif

Keefektipan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian sibelajar. Ada empat aspek yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektipan pembelajaran yaitu:

1)     Kecermatan penguasaan prilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan tingkat kesalahan

  • 2)     Kecepatan untuk kerja
  • 3)     Tingkat alih belajar
  • 4)     Tingkat retensi dari apa yang dipelajari.

Yusuf Hadi Miarso mengutip pendapat wotruba and wright, bahwa berdasarkan pengkajiannya atas sejumlah penelitian, mengidentifikasikan tujuh indikator yang menunjukkan pembelajaran yang efektif. Indikator itu adalah:

  • 1.      Pengorganisasian kuliah dengan baik
  • 2.      Komunikasi secara efektif
  • 3.      Penguasaan dan antusiasme dalam mata kuliah
  • 4.      Sikap positif terhadap mahasiswa
  • 5.      Pemberian ujian dan nilai yang adil
  • 6.      Keluwesan dalam pendekatan pengajaran, dan
  • 7.      Hasil belajar mahasiswa yang baik.

Ad. I pengorganisasian kuliah dengan baik. Indikator pengorganisasian kuliah dengan baik tercermin dalam:

  • 1.      Perumusan tujuan
  • 2.      Pemilihan bahan/topik kuliah
  • 3.      Kegiatan kelas
  • 4.      Penugasan
  • 5.      Penilaian
  • 6.      Kesiapan dosen untuk mengajar
  • 7.      Penugasan waktu kuliah dengan baik.

 

Pelaksanaan kuliah dengan baik tentunya tidak dilakukan dengan banyak penyimpangan dari Rencana yang telah ditetapkan semula. Pengorganisasian kuliah merupakan wewenang dosen. Oleh karena itu yang dapat menilai apakah kuliah telah diorganisasikan dengan baik adalah para sejawat dalam bidang studi yang bersangkutan, ketua jurusan program studi, dan mahasiswa. Mahasiswa sering kali mempunyai posisi yang terbaik dalam melakukan penilaian, karena mereka dapat membandingkan secara langsung dosen yang satu dengan lainnya. Sedangkan sejawat dan pimpinan mungkin hanya menilai berdasarkan data sekunder.


Mahasiswa di dalam suatu kelas dapat menilai dengan cukup tepat: (

1) apakah dosen menyajikan bahan di dalam secara teratur;

(2) apakah dosen telah mempersiapkan diri untuk kelasnya;

(3) apakah dosen menjelaskan apakah yang perlu dipelajari; dan

(4) apakah kuliah itu memungkinkan untuk dapat diikuti dengan baik.


Pengorganisasian Kuliah Dengan Baik

termasuk kemampuan mengelola pembelajaran. Dalam mengelola pembelajaran ada tiga hal yang penting dilaksanakan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Strategi pembelajaran merupakan hal yang penting diperhatikan guru dalam proses pembelajaran,


ada tiga jenis trategi yaitu:

1)     Strategi pengorganisasian pembelajaran

2)     Strategi penyampaian

3)     Strategi pengelolaan.

 Berkaitan dengan pengorganisasian pembelajaran,

Hamzah B. Uno membagi tiga (3) strategi, yaitu:

 

1. Organizational Strategy adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. “mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan lainnya yang setingkat dengan itu. Delivery strategy adalah metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa dan/atau untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari siswa.

 

Media pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari strategi ini. Management strategi adalah metode untuk menata interaksi antara sibelajar dan variabel metode pembelajaran lainnya, variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran. Strategi pengorganisasian , lebih lanjut dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Strategi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur, atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, atau prosedur atau prinsip.

 


Karakteristik Pembelajaran Efektif

Pembelajaran dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian. Untuk mengetahui bagaimana memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran, maka sangat penting untuk mengetahui ciri-cirinya. Adapun Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan ciri:

  • 1)     Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis. Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lain-lain.
  • 2)     Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas menjadi hidup,
  • 3)     Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi seorang guru akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
  • 4)     Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
  • 5)     Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
  • 6)     Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang lain.
  • 7)     Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan jika diperlukan.

 


Metode Pembelajaran Aktif Konvensional


Ceramah (lectures) dan bertanya (questions)

Metode ceramah dan bertanya menjadi dasar dari semua metode pembelajaran lainnya. Metode ceramah dan bertanya merupakan strategi dimana guru memberi presentasi lisan dan peserta didik dituntut menanggapi atau mencatat penjelasan guru. Supaya lebih hidup, metode ceramah dapat diselingi dengan tanya jawab.

Ceramah digunakan untuk menjelaskan informasi dalam waktu singkat atau untuk mengawali dan menjelaskan tugas belajar. Rosenshine dan Stevens (1986) menjelaskan beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam penerapan metode ceramah yaitu: (1) tujuan dan inti pelajaran dinyatakan secara jelas; (2) presentasi dilakukan setahap demi setahap; (3) menggunakan prosedur khusus dan kongkrit; (3) mengecek pemahaman siswa.

Questions digunakan apabila guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah. Meskipun metode ini sederhana, tetapi ada beberapa tipe-tipe pertanyaan yang perlu diketahui antara lain: pertanyaan terfokus (focusing question) yaitu pertanyaan yang hanya digunakan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman peserta didik pada topik yang dipelajari. Prompting questions yaitu pertanyaan yang menggunakan isyarat (hint) dan petunjuk (clues) sebagai alat peserta didik dalam mengingat jawaban atau membantu peserta didik menjawab pertanyaan dengan menyebutkan huruf atau kata awalnya.


Resitasi (recitation)

Resitasi digunakan untuk mendiagnosis kemajuan belajar siswa. Resitasi menggunakan pola: guru bertanya, peserta didik merespon dan guru memberi reaksi. Gage dan Berliner (1998) mencatat bahwa secara umum resitasi digunakan dalam review, pengantar materi baru, mengecek jawaban, praktek dan mengecek pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran dan ide-idenya.


Praktik dan latihan (practice and drills)

Praktik dilakukan setelah materi dipelajari dan sebaiknya dilakukan di luar jam belajar atau setelah guru melakukan demonstrasi. Drill digunakan ketika peserta didik disuruh mengulang informasi pada topik-topik khusus sampai peserta didik dapat menguasai topik yang diajarkan. Praktik dan latihan melibatkan pengulangan (repetition) untuk membantu peserta didik memiliki pemahaman yang lebih baik dan mudah mengingat kembali informasi yang sudah disampaikan pada saat diperlukan.


Metode-metode Pembelajaran Kontekstual


Investigasi (Investigation)

Metode investigasi dapat dilaksanakan secara kelompok atau individu. Metode ini dilakukan dengan cara melibatkan peserta didik dalam kegiatan investigasi (penelitian/penyelidikan). Kegiatan peserta didik dimulai dari membuat perencanaan, menentukan topik dan cara melakukan penyelidikan untuk menyelesaikan topik. Layaknya sebuah penelitian, maka sebelum peserta didik terjun untuk mengadakan investigasi maka diperlukan rancangan: (1) apa saja yang akan diinvestigasi; (2) bagaimana cara melakukan investigasi; (3) alat apa yang digunakan untuk menginvestigasi; (4) bagaimana cara melaporkan hasil investigasi.

Baca Juga

>

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Share This Article Now!!!