Seks edukasi sebetulnya sudah banyak diberikan sejak
usia dini di berbagai negara. Di Indonesia sendiri membicarakan hal seks di
lingkungan masyarakat masih sangat jarang, karena tidak sedikit dari masyarakat
beranggapan bahwa berbicara berbau seks sangat tabu.
Saya sendiri merasakan sedikit aneh saat belajar
tentang alat reproduksi di bangku sekolah menengah pertama. Tidak sedikit dari
dari teman-teman kelas saya yang memberikan respons geli ketika belajar materi
tersebut, pertanda sangat minim seks edukasi terhadap masyarakat.
Sebetulnya seks edukasi sangat perlu sejak dini,
sekalipun tidak untuk memberikan informasi terkait seks mendalam. Di negara
Swiss sendiri, seks edukasi telah diberikan sejak anak duduk di bangku TK
sekalipun prostitusi dilegalkan di negara tersebut.
Sebetulnya di Indonesia orang tua masih belum
menemukan cara untuk memberikan edukasi terhadap anak-anaknya dengan benar. Di
Indonesia pendidikan lebih banyak memberikan edukasi terkait bahaya seks bebas.
Namun sesuai fakta, hal tersebut tidak menjadikan tingkat hubungan seksual di
luar pernikahan menurun. Pernikahan akibat hamil diluar nikah masih sering
terjadi walaupun itu sudah menjadi budaya malu di masyarakat.
Seks edukasi masih sering disalahpahami oleh
masyarakat karena masih banyak yang beranggapan bahwa seks edukasi mengajarkan
untuk berhubungan seks. Contohnya saja ketika menyebut alat kelamin, seseorang
bisa merasa sangat malu. Bahkan edukasi terhadap penggunaan alat kontrasepsi
masih sangat minim, padahal penggunaan alat kontrasepsi dengan benar mampu
mengurangi penularan penyakit HIV/AIDS tetapi itu semua masih dianggap sangat
tabu.
Contoh lain saja pada film Dua Garis Biru. Sebelum
tayang perdananya, film Dua Garis Biru sudah mendapat kecaman dari masyarakat
hingga dibuatkan petisi boikot film Dua Garis Biru. Padahal jika kita telaah
lebih jauh film tersebut, kita akan menemukan edukasi tentang bahayanya
hubungan seksual di luar pernikahan terlebih belum cukup umur sehingga dapat
memengaruhi pendidikan dan masa depan.
Bagi saya, seks edukasi sejatinya sangat diperlukan
terutama untuk usia anak sejak dini. Mungkin bisa dimulai dari memperkenalkan
batasan laki-laki dan perempuan, dan mulai memisahkan kamar tidur anak
laki-laki dan perempuan seperti dalam ajaran agama Islam. Pemberian edukasi
sejak dini akan berdampak positif bila sudah remaja, karena sejatinya anak
remaja memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap hal yang jauh. Dengan
pemberian edukasi seksual sejak dini, anak remaja akan merasa terbiasa untuk
tidak melakukan hal yang dilarang terkait hubungan seksual.