HIDUP DISIPLIN BUAT ANAK ASRAMA D'NUMB


A. Disiplin Sebagai Kebutuhan Anak
Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar anak, dalam rangka pembentukan dan pengembangan wataknya secara sehat. Tujuannya ialah agar anak dapat secara kreatif dan dinamis mengembangkan hidupnya di kemudian hari. Apabila orangtua mengasihi anaknya maka mereka juga harus mendisiplinkan anaknya. Apabila guru Sekolah Minggu mengasihi murid-muridnya, maka ia juga harus mendisiplinkan murid-muridnya.
Tentu saja, kasih dan disiplin harus berjalan bersama-sama secara seimbang. Dengan perkataan lain, kasih tanpa disiplin mengakibatkan munculnya rasa sentimen dan ketidakpedulian. Sebaliknya, disiplin tanpa kasih merupakan tindakan kejam (tirani).
Banyak orangtua, karena berbagai alasan termasuk kesibukan, tidak mempunyai pemahaman dan pengertian, mengabaikan kebutuhan anak dalam disiplin ini. Akibatnya suatu saat anak memberontak, sulit dikendalikan, dan akan mencari perhatian secara berlebihan. Orangtua demikian tentu akan mengalami konflik yang terus-menerus dengan anaknya, bahkan tidak jarang ada anak yang mengalami kekecewaan dan perasaan terluka. Oleh karena itulah, bahasan kita mengenai kedisiplinan ini amat perlu, karena hal ini dapat menjadi sumber masukan dalam pelayanan kita sebagai guru Sekolah Minggu, sehingga kita memiliki pemahaman yang benar mengenai kedisiplinan. Selain hal itu dapat menjadi alat refleksi bagi diri kita sendiri, sehingga kita dapat bersikap yang benar dalam mendisiplin murid-murid kita.
B. Dasar Teologis Disiplin
Pentingnya disiplin guru Sekolah Minggu terhadap muridnya dan orangtua terhadap anaknya, bukan hanya karena alasan sosiologis dan psikologis, tetapi juga karena pemahaman teologis. Keterangan berikut ini merupakan bentuk kedisiplinan di dalam Alkitab yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kita semua, antara lain:
Allah Bapa senantiasa mendisiplin manusia ciptaan-Nya baik secara individual maupun secara kelompok. Cara Tuhan dalam mendisiplin umat-Nya sama dengan cara ayah dalam mendisiplin anaknya (lihat Ulangan 8:5 dan Mazmur 6:2; Mazmur 38:2-3). Tujuan Allah mendisiplin manusia adalah agar mereka taat, hormat dan takut kepada-Nya. Karena itu Tuhan memberikan pengajaran, memberikan teguran, menyatakan nasehat, dan jika perlu mengijinkan terjadinya penderitaan seperti sakit penyakit, kerugian, bahkan pembuangan ke tempat atau negeri lain. Sejarah Israel menyatakan umat Israel dari kerajaan utara terbuang selama 40 tahun ke Asyur dan umat Yehuda ke negeri Babilonia selama 70 tahun.
Dalam Perjanjian Baru, penulis kitab Ibrani menyatakan bahwa Allah mendisiplin umat-Nya agar bertaat kepada-Nya. Ia menyatakan disiplin sebagai bukti kasih-Nya (lihat Ibrani 12:5,6) meskipun pada mulanya mendatangkan dukacita (lihat Ibrani 12:10,11).
Tuhan Yesus Kristus pun menegakkan disiplin bagi murid-murid-Nya, dengan memberikan contoh, seperti dalam bagaimana menggunakan waktu, menggunakan uang, dan hidup berdoa secara tekun. Dia pun menyatakan bahwa kepentingan orang lain mesti didahulukan, sebagaimana terlihat bagaimana Yesus melayani orang yang datang kepada-Nya meskipun Ia seringkali belum sempat makan (bd. Markus 3:20-21). Bilamana murid-murid-Nya degil, seringkali Ia berterus-terang menegur mereka dengan keras (bd. Markus 8:14-21). Bilamana murid-murid ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, Dia menyatakan sikap mengasihi dan mengalihkan perhatian mereka kepada tugas lain (bd. Lukas 9:51-56).
Yesus pun menyatakan agar murid-murid-Nya belajar hidup secara tertib dalam arti memelihara kesucian hidup agar senantiasa merasakan kehadiran Allah (bd. Matius 5:8). Bagi Yesus, orang dewasa harus mendisiplin anggota tubuhnya -- tangan, kaki, mata -- agar tidak membawa keburukan bagi orang lain terutama "menyesatkan" anak-anak di bawah asuhan mereka (Matius 18:8-10). Sebab dia sendiri melarang murid-murid mengabaikan atau meremehkan anak-anak kecil (Matius 19:13-15). Tidak jarang pula Yesus menyatakan bahwa Dia tetap mengasihi murid-murid-Nya sekalipun mereka kurang cepat menangkap ajaran Sang Guru (Yohanes 13,15).
Alkitab mengajarkan bahwa Roh Kudus datang untuk menyatakan kebenaran Ilahi bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dia hadir ke dunia untuk membuat orang insyaf akan dosa dan kejahatannya lalu berbalik kepada Sang Kebenaran yang memerdekakan yaitu Yesus Kristus (Yohanes 16:6-8,Yohanes 16:11-13). Roh Kudus juga datang membuat orang memiliki hikmat hidup dan kekuatan batiniah agar dapat hidup sesuai kehendak Allah. (Efesus 1:16,17; Efesus 3:16-18). Roh Kudus pun datang ke dalam hidup dan persekutuan orang-orang percaya guna memberikan kekuatan di dalam mengatasi kelemahan (Roma 8:2-6) serta buah kehidupan (Galatia 5:22-23)
Dalam Kisah Para Rasul tampak sekali bagaimana sikap dan tindakan Roh Kudus dalam menegakkan disiplin. Ingatlah kasus Ananias dan Safira karena ingin "mencari nama dan muka" lalu berdusta kepada rasul Petrus (Kisah 5). Ingat pula kasus Simon tukang sihir di Samaria yang ingin terkenal lalu hendak membeli kuasa Roh Kudus dengan uang (Kisah 8). Roh Kudus tidak menginginkan sikap pura-pura terjadi dalam kehidupan anak-anak Tuhan.
Surat Paulus kepada jemaat di Korintus cukup banyak menyinggung masalah disiplin hidup, agar mereka tertib dalam kehidupan bersama, kehidupan persekutuan, kehidupan memelihara tubuh dan sejenisnya. Dia mengajak jemaat untuk terus sadar bahwa Roh Kudus mendiami mereka sehingga mereka menghindarkan diri dari segala godaan mencemarkan diri (1 Korintus 3:16; 1 Korintus 6:19-20). Mereka harus menertibkan cara berpikir mereka sendiri agar tetap memelihara suara hati yang jernih di dalam mengambil keputusan dalam hidup kebersamaan dengan orang lain (1 Korintus 8:1-3). Mereka harus mengendalikan diri dalam ibadah agar tidak menonjolkan diri, mencari kemuliaan diri sendiri sehingga firman Allah tidak diberitakan sebagai mana mestinya (1 Korintus 12-14).
Dari keterangan tersebut kita dapat mengetahui bahwa Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus selalu menegakkan kedisiplinan kepada umatnya, agar umatnya memiliki sikap dan pemahaman yang benar di dalam hidupnya sebagai anak-anak Allah serta taat kepada Tuhan Allah. Selanjutnya, kolom Tips Mengajar edisi ini akan mengulas mengenai tugas guru dan orangtua dalam mendisiplin anak dan bagaimana cara mereka mendisiplin anak-anak. Disiplin pada Remaja
  1. Tetapkan aturan yang jelas dan tegas. Banyak persoalan pra-remaja yang mengandung konfrontasi jika orangtua menyerang semua aspek. Sayangnya, orangtua sulit menang dalam konfrontasi dengan anak. Karena itu, tentukan hal yang perlu mendapat perhatian serius dan perlu diprioritaskan terlebih dahulu. Terlalu banyak aturan tetapi tak ada konsistensi tentulah sia-sia. Lebih baik sedikit aturan tetapi tegas dan tak dapat dinegosiasikan, terutama untuk yang menyangkut hal yang penting seperti masalah halal atau haram.
  1. Beri anak sedikit kekuasaan. Ajak anak menentukan peraturan yang tidak mengikat, misalnya merapikan kamar atau menggunakan telepon. Ia akan lebih menerima peraturan tsb karena ikut terlibat didalamnya.
  1. Konsekuensi harus sesuai dengan kesalahannya. Hukuman harus sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Jangan berlebihan namun harus tetap ada konsistensi agar anak tidak mengulangi kesalahannya.
  1. Jangan otoriter. Saat ini si pra-remaja sedang berusaha menunjukkan kemandiriannya. Sebab itu, sikap otoriter orangtua hanya akan membuat anak lelah menentang. Sebaiknya, jelaskan kepada anak mengapa sebuah aturan dibuat. Anak seharusnya juga sudah dapat memahami alasan dibalik aturan yang harus dipatuhinya. Aturan tak sekedar keputusan otoriter orangtua, tetapi membantunya bekerja sama dengan orang lain.
  1. Dorong anak menemukan solusi. Strategi ini akan membantu anak mempersiapkan diri menghadapi dunia luar. Ia belajar menemukan solusi masalah dengan usaha sendiri.
  1. Pusatkan pada hal positif. Tujuan penting disiplin adalah agar anak mengetahui ia melakukan hal yang benar. Bukan karena rasa takut karena orangtuanya tidak setuju atau akan mendapat hukuman jika ia melanggarnya.

Setiap orangtua pasti berusaha untuk mengajarkan disiplin kepada anak-anaknya. Dengan mengajarkan kedisiplinan, orangtua berharap dapat menentukan batasan tingkah laku yang berbuah kebaikan bagi anak, membuat mereka memahami peraturan dan konsekuensi sesuai kesalahan yang diperbuat. Namun, mengajarkan kedisiplinan kepada anak tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mengajarkan kedisplinan membutuhkan proses panjang dan terus menerus.
Khusus bagi remaja, menerapkan kedisplinan menjadi tantangan tersendiri. Karena ketika anak memasuki usia pra-remaja, ia mulai memasuki masa transisi. Baginya, masa ini merupakan masa yang sulit. Dalam masa-masa ini anak sering moody dan sulit menerima aturan kita. Bahkan, ada pula yang mulai memberontak terhadap rutinitas keluarga.
Remaja sesungguhnya membutuhkan pendekatan yang berbeda. Ia tak lagi seperti saat masih kanak-kanak. Kita mungkin menyadari bahwa menghukum, misalnya, dengan berhitung sampai bilangan lima puluh dengan suara wibawa tidak lagi efektif. Anak pra-remaja pun terlalu ”tua” bila dihukum untuk tak boleh menonton TV, misalnya, ketika ia lupa mengerjakan PRnya. Atau, mengurungnya seharian di dalam kamar pun bukan sesuatu yang bijak karena justru menunjukkan kita tidak keberatan dengan perilakunya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun pernah mengalami ”protes” anak terutama saat anak melanggar aturan. Kita menegur dan menasihati namun bukannya diam atau takut, anak  justru membalas teguran kita dengan nada yang lebih keras. Dalam kondisi seperti ini teguran orang tua akan mendapat ”tantangan” anak.
Saat kondisi seperti inilah peran kita sangat besar dalam membantu anak kita keluar dari kesulitan. Tujuan mendisiplinkan anak pra-remaja adalah membantu anak belajar membuat pilihan bijak, terutama saat ia dihadapkan pada keputusan yang sulit. Sebaliknya, orangtua jangan hanya mengatakan yang harus dilakukan anak dan memberi ancaman jika ia tak mematuhinya. Jika hal ini dilakukan, sama artinya dengan merampas kesempatan anak untuk belajar. Maka, jangan heran bila kelak kita akan menghadapi masalah yang lebih besar.
Berikut ialah langkah-langkah yang dapat diupayakan dalam mendisiplinkan remaja:
Anak pra-remaja memang belum sepenuhnya dewasa. Ia masih butuh keterlibatan kita dalam hidupnya. Nah, saat ini ialah saat yang sangat ideal bagi kita untuk membangun pondasi bagi tingkah lakunya. Semoga bermanfaat!
KOMPAS.com - Ada dua tipe orang di dunia ini: mereka yang suka mengerjakan segala sesuatunya suka-suka dan mepet deadline, dan mereka yang terbiasa beraktivitas mengikuti jadwal yang terinci. Yang manakah Anda?
Kalau Anda adalah tipe orang kedua yang biasa hidup teratur, tampaknya Anda harus berbangga hati. Tidak hanya kebiasaan baik ini memudahkan rutinitas sehari-hari, ternyata hidup rapi dan teratur juga membawa banyak manfaat kesehatan.

Memiliki kebiasaan hidup teratur dan lebih terorganisir adalah kunci untuk mencapai keseimbangan antara kesehatan fisik dan kesejahteraan mental. Apa saja manfaat kesehatan yang bisa Anda dapatkan jika terbiasa hidup lebih teratur dan rapi?
1. Mengurangi stres dan depresi
Menurut sebuah penelitian yang dimuat di Journal of Personality and Social Psychology Bulletin, kebiasaan hidup yang lebih disiplin dapat membuat Anda menyelesaikan segala pekerjaan dengan lebih efektif. Pada akhirnya, hal ini akan mengangkat beban mental dari bayang-bayang deadline (dan segala macam urusan lainnya yang mengikuti).
Efek terbiasa hidup teratur bagi tubuh adalah pelepasan kadar hormon stres yang lebih terkendali, sehingga Anda lebih merasa santai dan bahagia. Sebaliknya, jika terbiasa hidup amburadul (misalnya suka membiarkan meja kerja atau kamar tidur berantakan) dan suka menunda-nunda pekerjaan, ini justru dapat membuat kadar kortisol dalam tubuh tetap tinggi.
Dalam jangka panjang, hormon kortisol yang terlalu tinggi dapat berdampak buruk pada suasana hati, pola tidur, dan juga kesehatan tubuh secara umum. Kadar kortisol yang terlalu tinggi telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit jantung, tumpukan lemak perut, dan bahkan depresi.
Maka, sebisa mungkin buatlah jadwal tertulis kapan harus memulai dan menyelesaikan semua pekerjaan yang ada. Kalau memungkinkan, buatlah alarm pengingat di handphone atau kalender Anda.
2. Pola makan lebih baik
Terbiasa hidup disiplin membuat Anda memiliki pola makan yang lebih teratur. Masuk akal, sih, karena dengan mengetahui jadwal sehari-hari, Anda dapat memperkirakan kapan waktu yang paling ideal untuk sarapan, makan siang, dan makan malam, dan kemudian menyelipkannya di sela-sela rutinitas.
Memang, apa manfaatnya punya jadwal makan yang teratur? Makan teratur dapat menjauhkan diri dari risiko obesitas, tekanan darah tinggi, hingga diabetes. Makan tidak teratur justru mengganggu kerja jam biologis tubuh (ritme sirkadian) untuk mengatur nafsu makan dan kerja sistem pencernaan untuk mencerna dan menyerap makanan.
Terlebih, pola makan yang teratur juga menghindarkan dari kebiasaan makan berlebihan dan ngidam makanan manis akibat stres. Menurut sebuah penelitian dari Journal of Psychological Science, ketika disediakan dua pilihan snack antara buah apel dan cokelat, orang-orang yang bekerja di ruangan kerja yang rapi lebih refleks untuk mengambil apel. Sementara itu, orang-orang yang kerja di ruangan berantakan tanpa sadar langsung mengambil cokelat.
3. Lebih disiplin berolahraga
Orang-orang yang terbiasa hidup disiplin memiliki seperangkat rencana dan tujuan harian yang tidak muluk-muluk. Misalnya, mau melakukan apa saja hari ini dan bagaimana cara mencapainya. Tanpa disadari, kebiasaan ini juga memengaruhi kedisiplinan untuk berolahraga secara teratur.
Menurut Journal of Obesity seseorang yang memiliki tujuan dan rencana olahraga spesifik, serta selalu mencatat setiap pencapaiannya, akan cenderung lebih disiplin berolahraga dan mendaparkan hasil yang lebih optimal ketimbang orang yang pergi ke gym tanpa memiliki rencana dan tujuan yang jelas.
Dengan memiliki rencana dan program olahraga yang terinci, Anda akan lebih menyadari setiap kemajuan yang telah dicapai dan apa-apa saja yang kurang berhasil. Ini pada akhirnya akan membuat Anda lebih termotivasi untuk menggolkan rencana itu.
Setiap minggu, tulislah rencana olahraga, kemudian evaluasi apakah setiap hari sudah melakukan rencana tersebut atau belum.
4. Hubungan sosial yang lebih intim dan harmonis
Tanpa disadari, keuntungan menjadi orang yang lebih disiplin juga merambat ke dunia sosial Anda dengan orang sekitar. Terbiasa hidup teratur berarti sudah dapat memprioritaskan apa yang penting, sehingga pada akhirnya bisa menyediakan waktu luang untuk orang-orang tercinta.
Hubungan yang bahagia dengan teman, keluarga, dan pasangan adalah kunci untuk menangkal depresi dan berbagai penyakit. Sebaliknya, kehidupan ang tidak teratur dan tidak terorganisir dengan baik dapat mengacaukan semua itu.
Bagi pasangan, kekacauan di rumah dapat menciptakan ketegangan dan konflik yang tidak diduga. Contoh sederhana, waktu yang Anda habiskan untuk mencari barang yang hilang bisa mengurangi waktu bersama pasangan. Anda bahkan bisa berdebat dengan pasangan tentang letak barang tersebut dan siapa yang terakhir kali menggunakannya. Rumah yang berantakan juga dapat mencegah niat mengundang teman-teman untuk berkunjung.

5. Lebih produktif
Manfaat hidup teratur yang satu ini tentu tidak lagi diragukan. Kebiasaan hidup teratur bisa membantu lebih fokus untuk menyelesaikan satu per satu tugas tanpa takut dikebut deadline. Justru, hidup yang serabutan malah membuat Anda rentan bekerja multitasking yang bisa jadi senjata makan tuan bagi produktivitas.
Ketika lebih terorganisir di tempat kerja, Anda akan bekerja dengan lebih efisien dan lebih produktif. Ini berarti tidak ada lagi yang namanya bekerja lembur karena bisa pulang lebih cepat, sehingga punya waktu luang lebih banyak untuk rileks dan bersantai.
6. Berat badan ideal
Memiliki kebiasaan hidup teratur dan terorganisir akan membantu menjadi lebih sadar dan mengatur apa yang Anda makan. Terlebih, hidup teratur juga membuat lebih disiplin untuk berolahraga, seperti yang telah dijelaskan di atas.
Menjalankan hidup sehat membutuhkan rencana atau persiapan. Ketika lebih terorganisir, Anda lebih mungkin untuk membuat rencana makan sehat, berbelanja bahan makanan sehat, atau hal lain yang berkaitan dengan rencana hidup sehat. Pada akhirnya, hal ini dapat membantu mencapai berat badan ideal impian.
7. Tidur lebih nyenyak
Memiliki kebiasaan hidup teratur berarti tahu benar kapan harus pergi tidur, seberapa lama  tidur, dan kapan harus bangun pagi. Pola tidur yang lebih bersih dan rapi dapat membuat Anda terlelap lebih nyenyak, serta terhindar dari berbagai risiko penyakit.
Hidup yang tidak teratur malah cenderung membuat Anda sering begadang untuk mengerjakan hal-hal yang tertunda sebelumnya, Kurang tidur tidak hanya dapat membahayakan kesehatan fisik, namun juga berdampak buruk pada kesehatan mental.
Jagalah agar kamar tidur tetap rapi. Orang-orang yang tidur di kamar yang rapi terbukti bisa tidur lebih nyenyak, menurut survei yang dilakukan oleh National Sleep Foundation.

Bagaimana? Siap untuk hidup teratur dan lebih disiplin?


Baca Juga

>

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Share This Article Now!!!