ANAK ASRAMA D’NUMB MEMAKNAI BULAN MEI SEBAGAI BULAN
MARIA
Petugas yang memimpin doa rosario pada Kamis, 23 Mei 2019 a/n: Nus, Gun, Asni, Rosa, Fania, Gusty. |
I. Sejarah Bulan Mei Sebagai Bulan Maria
Bulan Mei sering dikaitkan dengan permulaan kehidupan, karena
pada bulan Mei di negara-negara empat musim adalah musim semi atau musim
kembang. Maka bulan ini dihubungkan dengan Bunda Maria, yang menjadi Hawa yang
Baru. Hawa sendiri artinya ibu dari semua yang hidup, "mother of all the
living" (Kej 3: 20). Jadi, bulan Mei dirayakan sebagai Bulan Maria untuk
memperingati bahwa Maria adalah Ibu dari segala kehidupan, karena melalui Bunda
Maria lahirlah Yesus Kristus yaitu “Jalan, kebenaran dan kehidupan” (Yoh 14:6).
Sebetulnya, tradisi yang memandang bulan Mei sebagai bulan
Maria sudah ada sejak abad pertengahan. Pada mulanya, orang-orang kafir di
Italia dan Jerman sudah mempunyai kebiasaan untuk menghormati dewa-dewi pada
bulan Mei. Ketika mereka menjadi Kristen, bentuk kebiasaan bulan Mei itu tetap
dilanjutkan, tapi sasarannya diganti: bukan lagi dewa-dewi, tapi Bunda Maria.
Hasil dekor pentahtaan Arca Bunda Maria, anak-anak putra D'Numb bersama Bapak Asrama |
Tradisi lain mengatakan bahwa bulan Mei sebagai bulan khusus
menghormati Maria pertama kali diperkenalkan pada akhir abad ke 13. Namun
praktek ini menjadi populer di kalangan para Jesuit di Roma baru sekitar tahun
1700-an, yang kemudian menyebar ke seluruh Gereja. Pada awalnya dimulai dari
seorang Imam Yesuit di Roma, yaitu Imam Latomia dari College Serikat
Yesuit di Roma pada akhir abad 18, yang bersumpah untuk menjadikan bulan
Mei sebagai bulan devosi kepada Bunda Maria, dengan tujuan untuk menetralkan
"imoralitas" dan rasa kurang percaya terhadap gereja katolik yang
dilakukan oleh para muridnya. Praktek tersebut kemudian menyebar ke College
Yesuit lainnya dan hampir ke setiap gereja katolik latin di Eropa. Inilah awal
bulan Mei dijadikan devosi kepada Bunda Maria (Catholic Encyclopedia,
"Special Devotions for Months").
Cerita lainnya adalah pada tahun 1809, Paus Pius VII ditangkap
oleh para serdadu Napoleon, dan dipenjarakan. Di dalam penjara Paus memohon
dukungan doa Bunda Maria agar ia dapat dibebaskan dari penjara. Paus berjanji
bahwa jika dibebaskan ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda
Maria. Lima tahun kemudian pada tanggal 24 Mei Bapa Paus dibebaskan dan dapat
kembali ke Roma. Tahun berikutnya ia mengumumkan hari perayaan Bunda Maria
Penolong umat Kristen.
Demikianlah devosi kepada Bunda Maria semakin dikenal dan
ketika Paus Pius IX mengumumkan dogma "Immaculate
Conception/ Bunda Maria yang dikandung tidak bernoda" pada tahun
1854, devosi bulan Mei sebagai bulan Maria telah dikenal oleh Gereja universal.
Paus Paulus VI pada 30 April 1965 dalam surat
ensiklik Mense Maio, the Month of Mary berkata, "Bulan Mei adalah
bulan di mana devosi umat beriman didedikasikan kepada Bunda Maria yang
terberkati dan bulan Mei adalah kesempatan untuk penghormatan iman dan kasih
yang diberikan oleh umat Katolik di setiap bagian dunia kepada Sang Ratu Surga.
Sepanjang bulan ini, umat Kristen, baik di gereja maupun secara pribadi di
rumah, mempersembahkan penghormatan dan doa dengan penuh kasih kepada Bunda
Maria dari hati mereka. Pada bulan ini, rahmat Tuhan turun atas kita… dalam
kelimpahan.”
II. Kegiatan Doa
Rosario Selama Bulan Mei 2019 di Asrama D’Numb
Sebagaimana yang sudah dipaparkan di atas bahwa bulan mei
adalah bulan Maria menurut keyakinan iman katholik. Untuk menghormati Sta. Maria
sebagai Bunda Yesus dan Bunda Gereja Universal maka Pembina Asrama D’Numb
selaku Bapak Asrama mengarahkan anak-anak asrama untuk menimba rahmat Tuhan
dengan berdevosi rosario. Tindakan doa rosario ini merupakan ungkapan kesadaran
mereka untuk menghormati Bunda Maria dan menjadikan Bunda Maria sebagai
perantara doa mereka.
Rutinitas doa rosario yang dilakukan di Asrama D’Numb berlangsung
setiap hari sejak 1 Mei 2019 hingga sekarang. Jam untuk mereka berdoa rosario diselaraskan
dengan aturan harian asrama yakni pukul 21.00 WITA. Dalam berdoa rosario mereka
menggunakan 3 versi bahasa yakni Bahasa Indonesi, Inggris dan Bahasa Tetum
(Bahasa daerah Belu dan Malaka) sebagai bentuk ungkapan hati dan proses
pembelajaran Bahasa. Sejauh Pengamatan Bapak Asrama, anak-anak sangat
berpartisipasi aktif dalam berdoa rosario. Mereka membagi tugas dalam kelompok
untuk mememimpin doa dan menyiapkan lagu Maria.
III. Spirit Kehidupan Bunda Maria yang harus diteladani oleh
nak-anak Asrama D’Numb
Muda – mudi kristiani merupakan
generasi penerus dalam iman untuk mengikuti kristus didalam perjalanan menuju
persekutuan dengan Allah yang adalah Cinta. Mereka juga adalah pilar kehidupan
Gereja, karena mampu memberikan semangat, menciptakan suasana yang lebih
dinamik, keceriaan serta keakraban didalam pergaulan diantara sesama. Mereka
juga adalah bunga ditaman Tuhan yang dengan beragam warnanya telah menghiasi
dengan indah kehidupan Gereja. Sangatlah penting peranan mereka didalam
perjalanan membangun keharmonisan diantara saudara-saudara seiman. Sebagai
generasi penerus, sepatutnya kita mendukung dan memberi semangat agar merekapun
selalu merasa dilindungi, didukung, dicintai dan diberi tempat yang khusus
didalam Gereja.
Sebagai
pemuda-pemudi, sangatlah penting juga, belajar dari orang yang lebih dewasa,
atau sosok figur yang memberikan teladan dalam kehidupan beriman. Ini
untuk mendidik agar mereka berjalan didalam ajaran yang baik dan benar. Karena
seorang yang masih mudah, belum stabil didalam kehidupan psikis dan iman
sehingga masih membutuhkan bimbingan. Mereka juga memiliki banyak
gagasan-gagasan serta ide-ide yang baru, namun, kadang kala, tidak sesuai
dengan ajaran agama dan tidak sesuai norma-norma yang sepatutnya. Oleh sebab
itu, mereka harus memiliki sosok teladan sebagai inspirasi kehidupan untuk
mampu berjalan dengan baik dan benar didalam iman.
Bunda Maria merupakan teladan yang
sempurna bagi kehidupan muda-mudi kristiani. Hidup Maria merupakan inspirasi
bagi kaum muda kristiani. Bagaimana tidak, karena Maria merupakan sosok gadis
yang mampu menerima tugas yang begitu berat, agar rencana keselamatan yang
berasal dari Allah bisa terlaksana. Kehidupan Maria merupakan model
kehidupan bagi kaum muda dalam menjawab panggilan Tuhan. Didalam menjawab
panggilan ini, dibutuhkan, iman dan kepercayaan, ketaatan, keberanian, sikap
untuk melayani, dan selalu hidup didalam komunikasi dengan empunya kehidupan.
Seperti Maria, taat, percaya, siap dan terbuka untuk mengemban tugas yang
dipercayakan Allah kepadanya.
Maria juga
adalah sosok yang mampu mendengar dan merenungkan suara dan inspirasi Roh
Kudus. Didalam kesederhanaannya dia mampu mengajarkan kita untuk selalu setia
dalam melalukan kehendak Allah. Dia juga bersedia menjadi instrumen yang maha
kuasa untuk melayani serta menerima sesama yang membutuhkan perhatian dan kasih
Allah.
Didalam
kesederhanaannya dia mengajarkan kita untuk melayani Kristus, mengikuti Kristus
dan menjadi murid Kristus didalam suka maupun duka. Seperti dia sendiri
berpartisipasi didalam kehidupan, kesengsaraan, dan kematian Kristus. Dialah
seorang saksi kehidupan Yesus Kristus, sang raja damai yang membawa
keselamatan.
Oleh sebab
itu, sebagai kaum muda, kita harus belajar dari Bunda Maria untuk mendengar
suara Roh Kudus, menjadi pelayan yang sederhana bagi sesama manusia, selalu
siap untuk melayani dan melindungi sesama, membela keadilan dan kebenaran,
serta menjadi saksi kehidupan Kristus. menjadi muda-mudi kristiani, berarti
menjadi laskar Kristus. Seorang laskar bukan untuk menebar kebencian dan
perpecahan, melainkan menjadi pembawa damai, keharmonisan, dan persaudaraan di
dalam masyarakat. Dengan demikian, berinspirasi kepada Bunda Maria,
muda-mudi kristiani hidup dalam kasih dan menjadi pembawa anugerah bagi sesama.
IV. SERBA SERBI ANAK-ANAK ASRAMA D'NUMB SETELAH BERDOA ROSARIO BERSAMA ANAK-ANAK TRANS BLOK C2 HAREKAKAE DI ASRAMA D'NUMB
Anak-anak asrama putra D'Numb dari kiri: Kanis, Alex, Gusty, Nus dan Naldus. |
Nus, Gun, Naldus, Kelas X |
anak-anak Jurusan XI ISS |
Anak-anak XI IBB, 3 serangkai. yang berdiri di pintu Vidi dan mesri. |
Anak-anak XI MIA, Mesri dan Asni |
Kanis, Odi dan Gusty, calon ahli tata bahasa...anak-anak XI Bahasa.. |
Anak-anak D'Numb pose bersama Ibu Asrama, Ibu Dince |
V. ACARA MAKAN PISANG REBUS DAN MINUM TEH SETELAH DOA ROSARIO
Anak-anak di Trans Blok C2 berpartisipasi dalam doa rosario di Asrama D'Numb |
Sandro (baju hitam) seketika pipinya gemuk,, ayo kunya pisang yang dimakan baru style dengan camera...heheheh |
Kanis bersama Asni, Mesri dan Odi mengekspresikan smile malui-malu saat dipotret. Cieh lagi asyik menikmati pisang masak ya...heheh ckckc |
Agustinus, Ketua Asrama Putera D'Numb berbaur bersama anak-anak Trans Blok C2 menikmati minuman teh |
Vidi menikmati secangkir teh dengan mengungkapkan sesuatu sebagai ferik fukun, Naldus Cs, serius mengamati |
AVE
MARIA ORA PRO NOBIS
St.
Marry Pray For Us
Bunda
Maria Doakanlah kami
Ina
Maria hamulak bodik ami
Baca Juga
>