Sejatinya Pendidikan
Telah sejarah
riwayatkan dalam sebuah mozaik destinasi
Tujuan luhur, agung nan bijaksana
Mencerdaskan kehidupan bangsa seutuhnya
Ia yang
sejatinya bukan sekedar hak yang harus diterima
Melainkan adalah tulang punggung yang menentukan nasib
Pola yang menentukan karakter bangsa
Bocah lugu
terlahir dari bijana terdalam
Berlari riang, bermain ke-sana ke-mari
Menyunggingkan senyum manis di kala guru tiba
Kerinduan itu
kini sedikit telah terobati
Sederhana memang
Sederhana yang kadang terabaikan
Mereka ingin tahu, ada apa di sana
Mereka ingin paham, mengapa begini
Mereka ingin mengerti, mengapa mereka ada
Mereka ingin mencari apa tujuan mereka
Dan kadang mereka ingin tahu apa sejatinya yang mereka lakukan
Selaksa air
yang melegakan dahaga
Mengubah horizon kemarau
Menjadi subur pengetahuan dalam kebijaksanaan.
Pendidikan pengentas kemiskinan (?)
Kau bilang pendidikan itu jalan
mengentas kemiskinan
Padahal untuk mengenyamnya saja kami harus bayar
Uang kami digerogoti layaknya ulat memakan daun
Tak peduli kami mampu atau kesusahan mengejarnya
Dibuatnya kami percaya akan janji-janji
pendidikan
Kau bilang lulusan pendidikan mudah dapat pekerjaan
Nyatanya selepas wisuda terlalu banyak pengangguran
Janji-janji itu seolah mantap, mirip orasi calon pejabat
Tapi kau masih kukuh
Kau tetap bilang pendidikan pengentas itu kemiskinan
Kau memberi bukti lulusan yang menawan
Diperlihatkan jabatannya, hartanya dan penampilannya
Lagi-lagi, dia adalah seorang pekerja kantoran
Lalu, apakah pendidikan hanyalah
batu loncatan
Kusebut demikian karena kami hanya berpindah
Berpindah tanpa arah dari satu gedung ke lainnya
Gedung itu bernama pendidikan
Kemudian bermuara ke perusahaan, juga pemerintahan
Jadi ini?
Ah bagiku tetap saja pendidikan bukan pengentas kemiskinan
Jika harta yang kau maksudkan, cukuplah berniaga
Berniaga membuat seseorang cepat kaya
Kau tak perlu pendidikan untuk harta
Pendidikan hanya akan menggerogoti kekayaan
GALERI FOTO ANAK-ANAK D'NUMB
SMP NEGERI TABENE