JEJAK PETUALANG, KEINTIMAN DENGAN ALAM


ALAM DAN CINTAKU

Terimakasih Tuhan,…

Engkau sudah menguatkan langkahku,..
hingga dapat sejauh ini ku kayuhkan kaki,..
hingga sedekat ini ku bisa melihat puncak itu,..

tinggal beberapa langkah lagi,..
kan ku labuhkan cita ini,…
kan ku rebahkan seluruh rasa lelah ini,..

Semoga makin engkau kuatkan langkah ini,..
untuk dapat melangkahkan kaki,..

Aku bernafas dalam sesak udara tak terperikan
Bersuara dalam rimba tanpa kata
Alunan buai angin menghempas mara surya
Tak lagi bernyanyi dengan denting suara air
Nada hadir lewat deru pohon yang kian menggersang

Peradaban kita menyukai warna cerah untuk bumi ini (kehancuran)
Kibarkan perang dengan alam
Bangga dalam diam amarah sang rimba
Jujur.... aku tak mau meminum air kubangan itu
Akupun tak rela menatap anak itu bertanya tentang kekayaan negerinya...
Ranah ini ladang surya kehidupan mereka...
Ladang dosa sang penguasa neraka..

Ketika jari-jemariku terseret lantunan tangis itu...
Mengapa tiada lagi air itu saat aku selami kerasnya perut bumi?
Mengapa sesak nafas terasa dalam kehidupan yang semakin menggila?
Tiada lagi kedamaian bersama gemercik air yang perlahan mengalir...
Air-ku datang bersama seretan tangis anak negeri...
Sesungguhnya tiada yang bersahabat lagi..


Medio Harekakae, 11 Juni 2019

Jejak yang membengkas pada telaga waktu

Baca Juga

>

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Share This Article Now!!!