KREATIVITAS
DI DALAM DIRI REMAJA
1. Pengertian
Kreativitas
Kreativitas adalah
penemuan atau asal usul setiap hal baru (produk, solusi, karya seni, karya
sastra, lelucon, inovasi, dll) yang memiliki nilai. Dari definisi diatas, arti
kreativitas menekankan pada dua hal utama, yaitu “baru” dan “nilai”. Kata
“baru” berarti hal yang belum ada sebelumnya atau inovatif dari sudut pandang
individu, komunitas atau masyarakat di wilayah tertentu. Kata “nilai” berarti
manfaat yang dirasakan oleh individu, komunitas atau masyarakat di daerah
tertentu.
Banyak
ahli yang menjelaskan makna kreativitas, beberapa ahli diantaranya menjelaskan
pengertian kreativitas sebagai berikut :
a. Guilford
(1967) menyatakan bahwa:
Intelegensi
berkaitan dengan kemampuan berfikir konvergen, sedangkan kreativitas adalah
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berfikir divergen. Berfikir
konvergen yaitu proses berfikir didasari oleh berbagai hal menuju kesatu
hal/kesimpulan, sedangkan berfikir divergen yaitu kemampuan berfikir yang
berawal dari satu persoalan atau satu hal menuju ke berbagai hal. Misalnya
dalam memecahkan suatu persoalan lalu ditinjau dari berbagai segi.
b. Utami
munandar menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan
ü Untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada.
ü Menemukan
banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah
pada kualitas, ketepatan, keluwesan dan keberagaman jawaban
ü Mencerminkan
kelancaran, keluwesan dan orisininalitas dan berfikir serta kemampuan
memperluas suatu gagasan.
c. Nana
Syaodih
Kreativitas
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan
sesuatu hal baru, cara cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi
masyarakat.
d. David
Camphell
Kreatifitas
adalah suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif,
belum ada sebelumnya, menarik, aneh dan beguna bagi masyarakat.
e. Menurut Imam
Musbikin (2006 :6)
Kreativitas
adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga
sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal,
menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan
baru yang perlu di jawab.
2. Perkembangan
Kreativitas
a. Tahap
Sensori-Motoris
Tahap
ini dialami pada usia 0-2 tahun. Menurut Piaget (Bybee dan Sund, 1982), pada
tahap ini interaksi anak dengan lingkungannya, termasuk orang tuanya, terutama
dilakukan melalui perasaan dan otot-ototnya. Dalam melakukan interaksi dengan
lingkungannya, termasuk juga dengan orang tuanya, anak mengembangkan
kemampuannya untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan, melakukan berbagai
gerakan, dan secara perlahan-lahan belajar mengoordinasikan tindakannya.
Piaget
juga mengatakan bahwa kemampuan yang paling tinggi pada tahap ini terjadi pada
umur 18-24 bulan, yaitu sudah mulai terjadi transisi dari representasi tertutup
menuju representasi terbuka. Pada umur ini, anak sudah mulai dapat
mereproduksikan sesuatu yang ada dalam memori dan dapat menggunakan simbol-simbol
untuk merujuk kepada objek-objek yang tidak ada.
b. Tahap
Praoperasional
Tahap
ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab
perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh
suasana intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh
pemikiran tetapi oleh unsure perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang
diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan sekitarnya.
Pada
tahap ini, menurut Jean Piaget ( Bybee dan Sund, 1982 ), anak sangat bersifat
egosentris sehingga seringkali mengalami masalah dalam berinteraksi dalam
lingkungannya, termasuk dengan orang tuannya. Pada akhir tahap ini, menurut
Jean Piaget ( Bybee dan Sund, 1982 ), kemampuan mengembangkan kreativitas sudah
mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan telah memiliki
kemampuan untuk memikirkan masa lalu dan masa yang akan datang, meskipun dalam
jangka pendek.
c. Tahap
Operasional Konkret
Tahap
ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan
diri dengan relitas konkret dan berkembang rasa ingin tahunya. Menurut Jean
Piaget ( Bybee dan Sund, 1982 ), interaksinya dengan lingkungan, termasuk
dengan orang tua, sudah semakin berkembang dengan baik karena egosentrisnya
sudah semakin berkurang.
d. Tahap
Operasional Formal
Tahap
ini dialami oleh anak pada usai 11 tahun ke atas. Pada tahap ini, menurut Jean
Piaget, interaksinya dengan lingkungan sudah amat luas menjangkau banyak teman
sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa.
Pada tahap ini ada semacam tarik-menarik antara ingin bebas dengan ingin
dilindungi.
3. Ciri-Ciri
Remaja Kreatif
Anak
kreatif adalah anak yang dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan baik. Perkembangan
kemampuan dan kecerdasannya, sering kali membuatnya bersikap dan berperilaku
cukup aktif, banyak bergerak dan bersuara. Hal ini sering pula diidentifikasi
sebagai kenakalan oleh banyak orang tua. Padahal, aktivitas dan mobilitasnya yang
berlebih merupakan wujud kemampuan berpikirnya yang serba ingin tahu.
Sebelum
kita men-judge bahwa anak kita nakal, alangkah bijaknya jika kita mencoba
mengetahui dan memahami ciri-ciri anak kreatif berikut ini.
Torrance
dan Dembo (979) ; mengemukakan beberapa ciri orang kreatif sebagai berikut :
a. Suka
humor, tidak kaku dan tegang dalam bekerja
b. Suka
pada pekerjaan yang menantang
c. Cukup
kuat memusatkan perhatian
d. suka
mengemukakan ide ide baru yang bersifat imajinatif
e. lebih
sensitif terhadap keadaan orang lain
f. tidak
banyak terikat pada kelompok
g. terbuka
terhadap ide/penemuan baru
h. fleksibel/tidak
kaku
i.
memiliki konsep diri positif
Piers
(Adam, 1976) mengemukakan bahwa karakteristik kreativitas adalah sebagai
berikut.
a. Memiliki
dorongan (drive) yang tinggi
b. Memiliki
keterlibatan yang tinggi
c. Memiliki
rasa ingin tahu yang besar
d. Memiliki
ketekunan yang tinggi
e. Penuh
percaya diri
f. Memiliki
kemandirian yang tinggi
g. Menerima
diri sendiri
h. Senang
humor
i.
Memiliki intuisi yang tinggi
j.
Cenderung tertarik kepada hal-hal yang
kompleks
4. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Tumbuh Kembangnya Kreativitas
Kreativitas
tidak dapat berkembang secara otomatis, tetapi membutuhkan rangsangan dari
lingkungan. Beberapa ahli mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi
perkembangan kreativitas.
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers (dalam Munandar,
1999) adalah:
a. Faktor
internal individu, diantaranya :
·
Keterbukaan terhadap pengalaman dan
rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman
adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya
sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan
terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif
adalah individu yang mampu menerima perbedaan
·
Evaluasi internal, yaitu kemampuan
individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh
dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun
demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari
orang lain.
·
Kemampuan untuk bermain dan mengadakan
eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi
baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Faktor
eksternal (Lingkungan)
Faktor
eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah
lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran
kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat
dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu
memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota
masyarakat.
Sedangkan
lingkungan dalam arti sempit yaitu keluarga dan lembaga pendidikan. Di dalam
lingkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas, sehingga peranannya
sangat menentukan pembentukan krativitas anak. Lingkungan pendidikan cukup besar
pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir anak didik untuk menghasilkan produk
kreativitas, yaitu berasal dari pendidik.
Utami
Munandar (1988) mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi kreativitas adalah :
a
Usia
b
Tingkat pendidikan orang tua
c
Tersedianya fasilitas
d
Penggunaan waktu luangs
Clark
(1983) mengategorikan faktor-faktor yang memengaruhi kreativitas dalam dua
kelompok, yaitu faktor yang mendukung dan faktor yang menghambat.
· Faktor-faktor
yang dapat mendukung perkembangan kreativitas adalah sebagai berikut.
a
Situasi yang menghadirkan
ketidaklengkapan serta keterbukaan
b
Situasi yang memungkinkan dan mendorong
timbulnya pertanyaan
c
Situasi yang dapat mendorong dalam
rangka menghasilkan sesuatu
d
situasi yang mendorong tanggung jawab
dan kemandirian.
e
situasi yang menekankan inisiatif diri
untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat,
menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan, dan mengomunikasikan
f. Kedwibahasaan
yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreativitas secara lebih luas
karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel
dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang
berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang dimilikinya.
g. Perhatian
dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan sekolahnya, dan
motivasi diri.
· Faktor-faktor
yang menghambat berkembangnya kreatifitas adalah sebagai berikut :
v Adanya
kebutuhan akan keberhasilan,ketidakberanian dalam menanggung risiko, atau upaya
mengejar sesuatu yang belum diketahui
v Konformitas
terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial
v Kurang
berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan
v Stereotip
peranseks atau jenis kelamin
v Diferensiasi
antara bekerja dan bermain
v Otoritarianisme
v Tidak
menghargai terhadap fantasi dan khayalan
5. Usaha-usaha
Guru dan Orang Tua Untuk Mengembangkan Kreativitas (Daya Karsa) Peserta Didik
a. Pembimbing
berusaha memahami pikiran dan perasaan anak
b. Pembimbing
mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya tanpa mengalami hambatan
c. Pembimbing
lebih menekankan pada proses daripada hasil sehingga Pembimbing di tuntut mampu
memandang permasalahan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika
perkembangan dirinya
d. Pembimbing
berusaha menciptakan lingkungan yang bersahabat, bebas dari ancaman, dan
suasana saling menghargai
e. Pembimbing
tidak memaksakan pendapat, pandangan, atau nilai-nilai tertentu kepada anak
f. Pembimbing
berusaha mengeksplorasi segi-segi positif yang dimiliki anak dan bukan
sebaliknya mencari-cari kesalahan anak
g. Pembimbing
berusaha menempatkan aspek berpikir dan perasaan secara seimbang dalam proses
bimbingan.
Supriadi
(1994) mengemukakan sejumlah bantuan yang dapat digunakan untuk membimbing
perkembangan anak-anak kreatif, yaitu :
1) Menciptakan
rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya
2) Mengakui
dan menghargai gagasan-gagasan anak
3) Menjadi
pendorong bagi anak untuk mengomunikasikan dan mewujudkan gagasan-gagasan nya
4) Membantu
anak memahami dalam berpikir dan bersikap, dan bukan malah
menghukumnya
menghukumnya
5) Memberikan
peluang untuk mengomunikasikan gagasan-gagasannya
6) Memberikan
informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia
KESIMPULAN
Kreativitas adalah
penemuan atau asal usul setiap hal baru (produk, solusi, karya seni, karya
sastra, lelucon, inovasi, dll) yang memiliki nilai.
a. Perkembangan
Kreativitas pada Remaja antara lain :
Ø Tahap
Sensosri-Motoris
Ø Tahap
Pra-Operasional
Ø Tahap
Operasional Konkret
b. Ciri-ciri
Remaja yang Kreatif, sbb :
Ø Suka
humor, tidak kaku, tidak tegang dalam bekerja
Ø Menyukai
pekerjaan yang menantang
Ø Menyukai
ide baru yang bersifat imajinatif
Ø Lebih
sensitiv terhadap keadaan orang lain
Ø Fleksibel
dan memilki konsep diri yang positif
c. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Tumbuh Kembangnya Kreativitas pada Remaja :
v Keterbukaan
terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam diri individu
v Evaluasi
internal
v Kemampuan
bermain dan mengadakan eksplorasi terhadap bentuk dan konsep baru
v Usia
v Tingkat
pendidikan orang tua
v Fasilitas
dan Penggunaan waktu luang
d. Usaha
Guru dan Orang tua dalam Mengembangkan Kreativitas Anak, sbb :
Ø Memahami
pikiran dan perasaan anak
Ø Mendorong
anak untuk mengungkapkan gagasan tanpa hambatan
Ø Lebih
menekankan pada proses daripada hasil
Ø Menciptakan
lingkungan yang bersahabat
Ø Tidak
memaksakan pendapat
Ø Menempatkan
aspek berpikir dan perasaan secara seimbang
DAFTAR PUSTAKA
1. Drs.
Mudjiran, MS., Kons., dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP Press
Padang
2. http://psikologikreativitasump.wordpress.com/2011/12/16/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kreativitas/
3. Utami
Munandar. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Baca Juga
>