Sebagai umat Katolik kita mengimani bahwa Tuhan Yesus telah mendelegasikan kuasa pengampunan kepada imam. Harus diingat, bahwa ketika datang untuk mengaku dosa, kita datang mengaku pada Tuhan Yesus bukan pada pribadi imam. Sebagaimana yang terjadi ketika Ekaristi pada saat konsekrasi, Tuhan Yesus juga“meminjam pita suara” imam pada saat Sakramen Tobat, sehingga kata-kata absolusi atau pengampunan yang diucapkan oleh imam, sebenarnya merupakan ucapan Yesus sendiri.
Sakramen Tobat harus dirayakan dengan penuh hormat dengan terlebih dahulu
memeriksa batin kita. Jangan pernah menyiapkan Sakramen Tobat dengan
asal-asalan, tanpa memeriksa batin.Sakramen Tobat hendaknya dipandang bukan
sebagai sarana untuk mencuci jiwa kita dari dosa melainkan sebagai bentuk sesal
kita apabila kita telah melukai Tuhan. Jadi, pengakuan dosa mengandaikan adanya
RELASI PRIBADI DENGAN TUHAN. Bagaimana kita tahu kalau kita melukai hati Tuhan?
Berkat Sakramen Baptis, maka Roh Kudus berdiam di hati kita. Ia akan membimbing
kita kepada seluruh kebenaran. Tidak mungkin Roh Kudus menolak untuk
memberitahu dosa-dosa kita, jikalau kita memang berniat mengakuinya dengan
tulus. Dalam pemeriksaan batin, kita menyerahkan hati nurani pada Roh Kudus
karena "Di lubuk hati nuraninya manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya
dari dirinya sendiri, tetapi harus ditaatinya. Suara hati itu selalu menyerukan
kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan untuk menghindari
apa yang jahat. Bilamana perlu, suara itu menggemakan dalam lubuk hatinya:
jauhkanlah ini, elakkanlah itu. Sebab dalam hatinya manusia menemukan hukum
yang ditulis oleh Allah. Martabatnya ialah mematuhi hukum itu,... Hati nurani
ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya; di situ ia seorang
diri bersama Allah, yang sapaan-Nya menggema dalam batinnya" (GS 16). KGK
1776
Sesuatu yang indah dalam Gereja Katolik adalah bahwa keseluruhan keberadaan
kita sebagai manusia, yaitu jiwa dan raga kita, dapat terlibat dalam karya
penyelamatan Allah lewat Sakramen. Manusia adalah makhluk jasmani sekaligus
rohani. Kita mendengar bisikan Roh Kudus yg lembut dan menyadarkan kita akan
dosa lewat telinga hati kita, kemudian kita mendengar suaraNya kembali dengan
suara yg jelas lewat telinga jasmani kita, yaitu melalui suaraNya dalam Pribadi
yang lain, melalui Pribadi Putra, yang mengampuni kita dengan perantaraan imam.
Seturut Katekismus Gereja Katolik (KGK 1454) yang berkata, “Sangat dianjurkan,
agar orang mempersiapkan diri untuk penerimaan Sakramen Pengampunan, melalui
pemeriksaan batin dalam terang Sabda Allah. Teks-teks yang paling cocok untuk
itu terdapat di dalam nasihat-nasihat moral dari Injil-Injil dan surat-surat
para Rasul: dalam khotbah di bukit dan nasihat para Rasul Bdk. misalnya Rm
12-15; 1 Kor 12-13; Gal 5; Ef 4-6.. “maka panduan-panduan yang digunakan untuk
memeriksa batin dapat berdasar pada Sepuluh Perintah Allah, Lima Perintah
Gereja, Tujuh Dosa Pokok, Empat Dosa yang Teriakannya Sampai ke Surga, Enam
Dosa melawan Roh Kudus, Sembilan Cara Membuat Orang Lain Berdosa.
Berapa Kali Aku Melakukannya dalam 1 Bulan/Minggu/Hari Sejak Terakhir Kali Aku
Mengaku Dosa?
Sepuluh
Perintah Allah
Perintah
Pertama
1.
Menyangkal atau meragukan iman?
2. Menggerutu
pada Allah?
3. Putus asa
dalam belas kasihanNya?
4. Melewatkan
doa harian pribadi?
5. Pergi
beribadah di tempat lain?
6. Berbicara
menentang imam, Gereja, atau iman Katolik?
7. Pergi ke
peramal?
8. Terlibat
dengan okultisme (kuasa gelap)?
9. Terlibat praktik
takhyul?
10. Terlibat
materialisme?
11. Memilih secara bebas
untuk berbuat jahat?
12. Membaca buku yg
bertentangan dengan iman?
Perintah
kedua
1.
Mengutuk dengan menggunakan nama Tuhan/Yesus?
2. Mengatakan
pada orang lain: allah mengutukmu?
3. Mengutuk
anak/istri/suami?
4. Mengutuk
di depan anak kecil (sehingga memberi teladan buruk)?
5. Bersumpah
dengan terburu-buru?
6.
Memprovokasi orang lain untuk mengutuk?
7. Tidak
mencegah diriku sedapat mungkin untuk mengutuk?
8. Berbicara
menentang orang kudus, praktik-praktik kesalehan?
Perintah
Ketiga
1.
Melewatkan Misa dan Hari Raya Wajib karena kesalahanku sendiri?
2. Melewatkan
Hari Mainggu dan Hari Raya Wajib dengan aktivitas dosa?
3. Terlambat
mengikuti Misa karena kesalahan sendiri?
4. Tidak
berkonsentrasi ketika Misa?
5. Bekerja di
hari Minggu / Hari Raya Wajib, walaupun sebenarnya tidak perlu?
Perintah
Keempat
Untuk Anak
1. Tidak
menaati mereka?
2. Membuat
mereka marah?
3.
Menggunakan kata-kata kasar yang menghina?
4.
Menyia-nyiakan gaji yang kuperoleh yang seharusnya bisa kuberikan pada mereka?
5. Tidak
mendukung (atau menopang kehidupan) mereka?
6.
Memprovokasi saudara/i untuk melawan mereka?
7.
Mengabaikan untuk mengabari mereka (jika terpisah jauh)? Tidak mengirim
bantuan?
8.
Mengabaikan mereka dalam sakit dan pada waktu mati?
Untuk Suami/Ayah
1. Mendukakan
atau menganiaya istri?
2. Menuduh
istri?
3. Lalai
menghidupi keluarga?
4. Memberi
contoh buruk pada anakku?
5. Lalai
mengkoreksi kesalahan anakku?
6. Lalai
mengajarkan agama?
7. Ikut
campur (tidak mendukung) terhadap panggilan religius yang mereka rasakan?
Untuk Istri
1. Tidak
menaati suamiku?
2.
Menyebabkan anakku tidak menghormati ayah mereka?
3.
Membicarakan kesalahan suamiku pada anak dan tetangga dengan tujuan tidak baik?
4. Lalai
mengkoreksi kesalahan anakku?
5. Memberi
contoh buruk pada anakku?
6. Lalai
mengajarkan agama?
7. Ikut campur
(tidak mendukung) terhadap panggilan religius yang mereka rasakan?
Perintah
Kelima
1.
Aku marah?
2. Aku
menyebabkan orang lain marah?
3. Bertengkar
atau beradu mulut (tidak dengan tujuan baik)?
4. Menginginkan
kematian orang lain
5.
Menyebarkan kebencian pada orang lain?
6. Menyetujui
atau menggunakan alat kontrasepsi?
7. Menolak
untuk berdamai dengan orang lain?
8. Lalai
sehingga menyebabkan orang lain meninggal?
9. Membuat
malu keluarga, sekolah, komunitas,atau Gereja?
10. Menyebarkan kabar
bohong tentang orang lain?
11. Membuat orang lain
berdosa dengan perkataan atau contoh hidup?
12. Menggunakan narkoba?
Perintah
Keenam dan Kesembilan
1.
Melakukan seks pranikah,termasuk oral seks?
2. Menikmati
pikiran kotor?
3. Memiliki
keinginan kotor?
4. Berbicara
yang tidak senonoh?
5. Mengumbar
dosa ketidakmurnian?
6. Menyanyikan
atau mendengarkan lagu yang tidak senonoh?
7. Membaca
buku atau tulisan yang tidak senonoh?
8.
Berpenampilan tidak senonoh?
9
Menyimpan, mempertunjukan, atau melihat pornografi?
10. Pergi ke tempat yang
menawarkan hiburan tidak senonoh?
11. Melakukan tindakan
tidakan senonoh?
12. Melakukan seks sesama
jenis?
13. Melakukan tindakan
senonoh seorang diri (melakukan masturbasi)?
Perintah
Ketujuh dan Kesepuluh
1.
Mencuri barang?Senilai?
2.
Menimbulkan kerusakan barang, menipu perusahaan asuransi?
3. Mengambil
uang dari pegawaiku?
4. Mencuri
uang sekian namun hanya mengembalikan sekian, walau aku mampu?
5. Aku
membuang-buang waktu dalam pekerjaan?
6.
Mencelakakan orang lain dalam pekerjaan mereka?
7. Dengan
sengaja melalaikan pembayaran rekening atau utang?
8. Memalsukan
ukuran kuantitas?
9. Menipu
mereka yang saya pekerjakan?
10. Tidak
mendistribusikan upah pegawai dengan adil?
11. Menginginkan milik
sesama secara tidak adil?
Perintah
Kedelapan
1.
Berkata bohong?
2. Pembunuhan
karakter dengan menyebar fitnah?
3.
Menimbulkan masalah dalam pergaulan?
4. Dengan
sengaja berbohong untuk menyakiti sesama?
5.
Membocorkan kesalahan orang lain, walaupun sebenarnya tidak perlu?
6. Dengan
sengaja melanggar janji?
7. Memfitnah
orang lain?
8. Mendorong
orang yang melakukan fitnah?
9. Gagal
memperbaiki dosa perkataan?
Lima
Perintah Gereja
1.
Melalaikan pengakuan dosa minimal setahun sekali dan komuni pada Masa Paskah?
2.
Melakukan pernikahan yang berlawanan dengan hukum Gereja?
3. Tidak
mendukung Gereja, padahal mampu?
4. Tidak
berpantang dan berpuasa pada hari yang ditentukan?
5.
Menyebabkan orang lain tidak berpantang atau berpuasa?
Tujuh Dosa Pokok
1. Apa aku
rakus?
2. Memiliki
kebiasaan mabuk-mabukan?
3.
Menyebabkan orang lain mabuk-mabukan?
4.
Malas-malasan dalam latihan rohani?
5. Apa aku
malas?
6. Apa aku
iri?
7. Apakah aku
ingin menikmati kesenangan-kesenangan yang melanggar kemurnian?
8. Apa aku
terobsesi pada materi?
9. Apa aku
terobsesi untuk balas dendam?
10. Apakah aku kurang
rendah hati?
Empat Dosa yang Teriakannya Sampai ke Surga
1. Apa aku
melakukan pembunuhan terncana (termasuk aborsi)?
2. Apa aku
melakukan dosa sodom (hubungan sex yang tidak wajar)?
3. Apa aku
menekan orang miskin?
4. Apa aku
menahan upah pegawai/buruh?
Enam Dosa melawan Roh Kudus
1. Melakukan
dosa dengan anggapan bahwa Allah pasti mengampuni?
2. Begitu
putus asa sampai tidak percaya kerahiman Allah?
3. Menyerang
atau mempertanyakan kebenaran yang sudah diketahui?
4. Iri hati
akan keutamaan orang lain?
5. Enggan
untuk menolak sesuatu (padahal diriku sudah tahu kalau itu dosa)?
6. Menolak
rahmat Roh Kudus pada waktu mendekati ajal?
Sembilan Cara Membuat Orang Lain Berdosa
1. Menasihati
orang untuk berbuat dosa?
2.
Memerintahkan orang untuk berdosa?
3. menyetujui
orang berbuat dosa?
4.
Memprovokasi orang agar berdosa?
5. Memuji
orang yang berbuat dosa?
6. Menutup
mulut demi menyembunyikan dosa orang?
7. Terlibat
aktif dalam dosa orang?
8. Diam saja
apabila ada orang berbuat dosa?
9. Mencoba
untuk merasionalisasi dosa yang akan dilakukan atau dilakukan 0rang?
Bagaimana Sebaiknya Kita Mengaku Dosa?
Pengakuan dosa yang baik, yaitu melalui pemeriksaan batin, membuat kita mampu
MENGHITUNG JUMLAH DOSA kita. Jangan menyembunyikan dosa atau membuat imam
menjadi salah paham akan dosa kita ssehingga tidak tepat menilai keadaan jiwa
kita. Berikut merupakan contoh pengakuan dosa yang tidak baik, yang kemungkinan
besar tidak diawali dengan pemeriksaan batin yang sungguh.
Imam : Kapan Anda terakhir kali mengaku dosa?
Peniten : Sudah lama
I : Berapa lama?
P : Beberapa tahun yang lalu.
I : Tolong katakan dengan jelas
P : Yaah,sekitar lima tahun yg lalu
>> Peniten seharusnya langsung berkata bahwa pengakuannya yang terakhir
adalah lima tahun yg lalu. Yang penting kita berusaha mengingat semampu kita
dalam pemeriksaan batin.
Imam : Dosa apa saja yang Anda buat sejak itu?
Peniten : Banyak, Romo.
I : Apa kau pernah mengutuk?
P : Ya.
I : Seberapa sering? Dan apa yang kau katakan?
P : Ah, tidak terlalu sering.
I : Berapa kali Anda mengucapkan nama Yesus
dengan sembarangan?
P : Sering dalam beberapa hari dan tidak sama
sekali dalam beberapa hari lainnya.
I : Tolong diperjelas berapa kali?
P : Saya mengutuk, berkata bohong, tidak pergi ke misa,
berpikiran buruk, dan marah beberapa kali.Itu saja.
Dari berbagai sumber.
In Obsequio Jesu Christi