Kerinduan Afni untuk Kuliah Akhirnya Terwujud (Kisah Putri Sulung Pasangan ODGJ)

 


Kerinduan Afni putri sulung dari pasangan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Siprianus Judin dan Bergita Gumbul untuk mengenyam pendidikan tinggi akhirnya membuahkan hasil setelah Ia mengunjungi pihak Yayasan Unika Santu Paulus Ruteng untuk mendaftar.

Putri yang bernama lengkap Kristina Viani Varnilan adalah warga Dusun Muwur, Desa Wae Mantang, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Afni, begitu ia akrab disapa mendapatkan beasiswa kuliah kebidanan selama tiga tahun dari Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng.

Unika akan memberikan beasiwa kuliah kebidanan selama tiga (Tahun) kepada Kristina Viani Varnilan alias Afni, terhitung sejak dirinya mendaftar pada tahun akademik 2021/2022 di kampus yang berkedudukan di Ruteng itu Jumat, (20/08) pagi.

Kerinduan Afni untuk melanjutkan ke perguruan tinggi akhirnya membuahkan hasil setelah hari jumat, (20/8) Ia mengunjungi pihak Yayasan Unika Santu Paulus Ruteng untuk mendaftar yang didampingi beberapa awak media.

Afni diterima oleh Ketua Yayasan Santu Paulus, RD. Ledobaldus Roling Mujur, Pr, sekitar pukul 10: 10 WITA di ruang kerjanya.

Kepada wartawan RD. Roling mengatakan, Yayasan Unika Santu Paulus Ruteng akan menanggung biaya kuliahnya Afni di Fakultas Kesehatan jurusan Kebidanan.

Yayasan lanjutnya, akan menanggung biaya pendidikan selama tiga (3) tahun tidak ada biaya lain. Sedangkan biaya hidupnya, itu yang perlu dikoordinasikan dengan pihak-pihak lain.

"Sedangkan biaya kuliahnya, kurang lebih hampir Rp 50 juta semuanya selama tiga tahun itu, itu yayasan backup seluruhnya. Jadi kita juga peduli situasi yang dialami oleh Afni ini dan keluarganya", ujar RD. Roling.

Menurut RD. Roling, sebelumnya Yayasan dan Afni sempat melakukan diskusi terkait apakah Afni memilih kuliah kebidanan atau mengikuti kursus, melihat situasi dan kondisi yang dialami oleh Afni, terutama tentang siapa yang menjaga adik-adiknya.

"Itu harus bisa dipastikan agar tidak mengganggu waktu kuliahnya Afni ini, karena pada umumnya kuliah kesehatan keperawatan dan kebidanan itu, butuh waktu yang ekstra, bukan hanya teori, tetapi banyak waktu prakteknya, apalagi prateknya itu bukan hanya di sini, bahkan bisa sampai ke Bali. Jadi itu yang dipertimbangkan oleh Afni dan tim yang mengfasilitasi Afni selama ini", terangnya

Selain itu, pihak Yayasan Unika Santu Paulus Ruteng kata RD. Roling, memberikan pilihan lain kepada Afni untuk mengikuti kursus.

"Kami ada pikiran lain juga, kalau Afni ini ikut kursus, itu pikiran lainnya, tapi tergantung Afni, ikut kursus lalu Yayasan membiayai dan selesai kursus lalu yayasan membackup modalnya. Tentang dia kurus apa, yang penting dia konsen pada bidang yang di tekuni itu". Ujarnya

"Jadi itu pilihan-pilihannya kemarin. Pada dasarnya kami peduli dengan masa depanya Afni ini, agar dia bisa membackup adik-adiknya dan keluarganya di kemudian hari", ujar Ketua Yayasan itu.

Sebagai informasi, RD. Roling mengatakan untuk memberikan beasiswa kuliah untuk keluarga yang betul-betul miskin yaitu Rp 200-300 juta pertahun. Tapi betul-betul selektif diperuntukan bagi mahasiswa yang betul-betul membutuhkan. Itu untuk semua program studi.

verified-green


Baca Juga

>

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Share This Article Now!!!